REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah di Cina Timur Laut telah menemukan jejak harimau liar Siberia di satu pengembang-biakan pohon yang terletak sekitar 160 kilometer dari Kota Harbin. Itu adalah bukti pertama mengenai spesies yang terancam punah tersebut.
Warga desa Xu Baogui, seorang pekerja di pengembang-biakan pohon Chonghe, mengatakan kepada pemerintah pada Senin (3/11) salah satu sapinya telah menderita luka serius dan satu anaknya telah hilang. Bangkai anak sapi tersebut belakangan ditemukan dengan luka-luka yang mendukung teori mengenai serangan oleh kucing besar.
Jejak kaki, yang belakangan dikonfirmasi pemerintah sebagai jejak harimau Siberia, juga ditemukan tak jauh dari tempat itu. Warga di daerah tersebut telah diberitahu agar berhati-hati.
Sejak Juni, bukti mengenai hewan liar Siberia telah ditemukan di pedalaman Heilongjiang berkat berkurangnya kegiatan manusia di daerah pemulihan hutan dan habitat. Harimau Siberia, salah satu hewan paling langka di dunia, terutama hidup di Rusia Timur, Tiongkok Timurlaut dan beberapa bagian utara Semenanjung Korea.
Kurang dari 500 harimau Siberia diduga masih ada di alam liar.