REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur eksekutif Energy Watch, Ferdinan Hutahaen, mengatakan Direktur Utama Pertamina yang nantinya ditunjuk oleh Pemerintah merupakan sosok bersih dan terbukti layak melalui uji integritas oleh KPK.
"Dari apa yang ditandatangani Jokowi-JK yang berkomitmen dengan KPK bahwa bahwa sampai dalam penunjukan pejabat harus melalui tes integritas. Kami lihat sendiri suratnya ketika berkunjung ke KPK kemarin" katanya, Kamis (6/11).
Ferdinan juga menegaskan bahwa dalam komitmen Presiden dan KPK itu juga menyebutkan bahwa tidak diperkenankan mengangkat pejabat berdasarkan hubungan kekerabatan atau kekeluargaan.
"Jadi kalau ditanya apakah harus bebas dari kooptasi keluarga Soemarno, jelas disitu tidak diperkenankan,BUMN harus bebas dari vested interest kelompok, apalagi keluarga" ucapnya.
Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menolak mantan-mantan direksi Pertamina kembali menjadi Direktur Utama. Jika hal itu menjadi kenyataan, para pekerja itu akan mengancam menutup kilang minyak jika Menteri BUMN Rini Soemarno memutuskan secara sepihak Direktur Pertamina.
"Kami akan segel, yang bahaya bukan kantor pusat tapi di kilang," ujar Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu.
Mereka menolak mantan-mantan direksi Pertamina kembali menjadi Direktur Utama. Jika hal itu menjadi kenyataan, para pekerja itu akan mengancam menutup kilang minyak jika Menteri BUMN Rini Soemarno memutuskan secara sepihak pengganti Karen Agustiawan tersebut.
"Kami akan segel, yang bahaya bukan kantor pusat tapi di kilang," ujar Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu, Ugan Gandar.
Dari kabar yang beredar, muncul dua nama kandidat kuat PT Pertamina yakni Ahmad Faisal dan Karyuliano. Faisal merupakan mantan Direktur Niaga Pertamina era Ari Soemarno, kakak dari Rini Soemarno. Sedangkan Hari Karyuliano merupakan Direktur Gas Pertamina dan Nama yang santer Raden Priyono, mantan Kepala BP Migas.