Oleh: Harun Husein
* Nash-nash yang dinukil oleh al-Imam Ibnu Katsir dari ath-Thabari dan sejarawan lainnya menegaskan keabsahan bai’at khalifah rasyid yang keempat Ali bin Abi Thalib RA. Pembai’atan beliau berlangsung atas dasar persetujuan anggota ahlul halli wal aqdi di Madinah. Kemudian wilayah-wilayah Islam lainnya turut Membai’at beliau kecuali penduduk Syam (yang gubernurnya saat itu Muawiyah), yang menahan bai’at hingga dilakukannya qishash terhadap pembunuh Utsman.
* Peristiwa terbunuhnya Utsman ini merupakan fitnah pertama bagi kaum Muslimin, sebab membuat terjadinya perang saudara yang tragis di antara para sahabat Nabi, seperti Perang Unta dan Perang Shiffin ketika Ali terpaksa mengerahkan pasukan ke Syam untuk menundukkan Muawiyah.
* Dalam Perang Shiffin, sebuah wilayah antara Kufah dan Syam, pasukan Ali hampir saja mengalahkan pasukan Muawiyah, namun kemudian pasukan Muawiyah mengangkat mushaf Alquran di atas lembing, dan mengajak untuk bertahkim. Pasukan Ali pun terpecah melihat tawaran ini, sebagian menerima, sebagian menolak. Akhirnya tahkim diterima.
* Pada peristiwa tahkim di Daumatul Jandal, berlangsung diplomasi yang dimenangkan kubu Muawiyah yang diwakili Amr bin Ash. Sebab, utusan Ali, yaitu Abu Musa al-Asy’ari, mengaku telah bersepakat bersama Amr bi Ash untuk memecat Ali maupun Muawiyah sebagai khalifah, untuk kemudian menyerahkan kepada umat untuk memilih khalifah yang baru.
Tapi, Amr bin Ash kemudian menyatakan menerima pemecatan Ali seperti yang dikatakan Abu Musa, lalu menetapkan Mu’awiyah menggantikan Ali sebagai khalifah. Proses tahkim yang pada awalnya semata untuk urusan pembunuhan Usman, kemudian menjadi proses politik pengambilalihan kekuasaan.
* Ali saat itu pulang ke Kufah, dan mengatakan jika dia menyerahkan kepemimpinan kepada rivalnya di Daumatul Jandal, maka mereka akan memperlakukan kaum Muslimin sebagaimana Heraclius (Kaisar Romawi) dan Kisra. Dan, Ali pun berpidato untuk membangkitkan semangat rakyat untuk menyerang Syam, namun saat itu tidak mendapat sambutan, dan terjadi fitnah Khawarij yang membuat situasi kian sulit, hingga berujung wafatnya Ali.