Oleh: Harun Husein
Periode Kerajaan
* Menjelang akhir hayatnya, Muawiyah berkeliling ke Irak, Syam, dan berbagai kawasan lainnya mengumpulkan bai’at untuk puteranya, Yazid, sebagai khalifah penggantinya. Mu’awiyah juga men datangi Madinah dan Makkah, tempat di mana para sahabat Nabi. Di Madinah, Muawiyah mendapat tanggapan dingin, kemudian dia menuju Makkah.
* Di Makkah, menanggapi permintaan Muawiyah, Abdullah bin Zubair menyodorkan tiga pilihan. Pertama, Muawiyah tidak perlu menunjuk pengganti seperti yang dilakukan Nabi, sehingga kemudian akan dipilih khalifah sebagaimana Abu Bakar.
Kedua, meniru cara Abu bakar dengan membuat wasiat menunjuk khalifah yang bukan dari kerabatnya. Ketiga, meniru Umar dengan mem bentuk panitia enam untuk memusyawarahkan siapa yang akan men jadi khalifah.
* Saat Muawiyah menanyakan kepada para sahabat lainnya, mereka semua sepakat dengan yang dikatakan Ab dullah bin Zubair. Namun, Muawiyah kemudian justru menyandera mereka, lalu memasuki masjid dan mengumumkan bahwa dalam musyawarah dengan para pemuka kaum Muslimin, mereka telah rela membai’at Yazid.
Dan, karena tak ada ruang bagi protes, maka saat itu berlangsunglah bai’at atas Yazid. Bai’at yang dilakukan tanpa kebebasan ber bicara dan kebebasan memilih itu kemudian mengakhiri sistem khilafah rasyidah, berganti dengan kerajaan turun temurun (dinasti), meskipun tetap sistem kekuasannya tetap mereka namakan sebagai khilafah. (Al Bidayah wa al Nihayah)