REPUBLIKA.CO.ID, Sydney -- Pemerintah Australia menyesalkan adanya arus Islam Phobia di New South Wales, Australia.
Seperti dilansir on Islam, Jumat (7/11) Dewan Parlemen muslim di Australia telah memperingatkan sejak awal bahwa karakter Islam sedang 'dibunuh' melalui media massa yang stereotip pada hal-hal yang berhubungan dengan Islam. Seperti makanan, pakaian dan kebiasaan yang dilakukan orang muslim.
"Dari pada menyampaikan kekayaan budaya Islam saat meliput perayaan Islam, stasiun TV memulai tayanganan dengan tumpukan tali di luar masjid," ujar salah satu anggota majlis legislatif New South Wales, Shaoquett Moselmane, dalam tulisannya.
Dengan judul 'Tali Kulit, Kebab dan Hijab: Sebuah pembunuhan karakter' Muslim MP menghimbau, bahwa media telah menyampaikan pesan tertentu kepada muslim agar memperhatikan praktek-paraktek budaya untuk agama minoritas.
Dengan demikian, Kata Moselmane, media menyajikan 'pesan bawah sadar' yang bertujuan untuk menghargai agama minoritas.
"Ini pesan untuk fitnah yang datang kepada Islam juga jawaban kepada partai politik sayap kanan untuk berkembang dan bertahan, membawa pesan perpecahan dan kebencian" katanya.
New South Wales, adalah tempat bagi 168,788 muslim, sekitar 49,6 persen dari total penduduknya. Muslim yang telah berada di Australia ini sudah ada selama lebih dari 200 tahun, membentuk 1,7 persen dari 20 juta populasinya. Islam adalah agama kedua terbesar di negeri itu setelah Kristen.