Jumat 07 Nov 2014 20:16 WIB

Tanzania akan Tanam Jutaan Pohon dalam 16 Tahun ke Depan

Hutan. Ilustrasi
Foto: Antara
Hutan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ARUSHA -- Pemerintah Tanzania pada Kamis (6/11) mengumumkan rencana besarnya untuk menanam jutaan pohon dalam waktu 16 tahun ke depan guna memerangi perubahan iklim.

Pengumuman itu dikeluarkan saat ribuan hektare lahan hutan jadi korban penebangan pohon secara membabi-buta untuk kayu bakar dan diambil kayunya, yang akhirnya mengakibatkan perubahan yang tak pernah ada sebelumnya pada pola cuaca di berbagai daerah.

"Penanaman pohon adalah bagian dari misi pemerintah ke arah penanganan penggundulan hutan --yang mengakibatkan buangan tinggi karbon dioksida," kata Binilith Mahenge, Menteri Negara (Lingkungan Hidup) di Kantor Wakil Presiden. Mahenge berbicara kepada peserta pertemuan ke-13 anggota Dewan Kebijakan Program PBB mengenai Pengurangan Buangan dari Deforestasi dan Kemerosotan Hutan (UN-REDD) di Arusha.

Ia juga mengatakan tindakan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi defisit produk kayu di negeri itu, yang berjumlah 19,5 juta meter kubik, serta untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

"Kami memiliki pendekatan yang berbeda di lapangan ke arah langkah pengurangan perubahan iklim. Tapi, sekarang kami melancarkan kampanye pohon sebagai langkah serius," kata Mahenge, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam. Ia menambahkan bermacam pemegang saham akan dilibatkan dalam kegiatan tersebut mulai dari tingkat madani sampai tingkat nasional.

"Misi baru tersebut takkan menghentikan langkah yang sudah ada, tapi itu akan mendorong orang menanam sebanyak mungkin pohon yang bisa mereka tanam di lingkungan mereka," katanya. "Perubahan iklim adalah tantangan terbesar jaman kita. Sebagai salah satu negara berkembang, nasib Tanzania dan takdirnya sangat berkitan dengan perubahan iklim."'

Menurut Mahenge, sebagian dampak lebih lanjut meliputi mencarinya lapisan es di Gunung Kilimanjaro dan tenggelamnya beberapa pulau di sepanjang pantai Samudra Hindia di Tanzania.

Menteri itu mengatakan kepada peserta pertemuan tersebut bahwa Tanzania memiliki sebanyak 48 juta hektare lahan hutan, sama dengan 55 persen daerah hutan, meskipun separuh dari hutan tersebut berada di daerah perlindungan.

"Bagi panen yang berkelanjutan, hutan yang bisa dipanen dapat memasok sebanyak 42,8 juta meter kubik per tahun, dan pada saat yang sama permintaan bagi produk kayu berjumlah 62,3 juta meter kubik," katanya.

Menurut menteri itu, Tanzania memproduksi satu juta ton arang, yang separuhnya dikonsumsi di kota kecil dan besar utama seperti Dar es Salaam, Mwanza dan Arusha.

Koordinator Residen PBB di Tanzania Alvaro Rodriguez menyampaikan perlunya bagi Tanzania untuk melanjutkan upaya pelestarian hutan, dan mengatakan tindakan tersebut akan membantu melindungi lapisan ozon.

Abbas Kitogo, ahli mengenai energi dan perubahan iklima di UNDP-Tanzania, mengatakan langkah pertama UN-REDD telah menyelesaikan kegiatan pemberian pelatihan kepada pemegang saham penting mengenai pelestarian hutan dan semua masalah yang berkaitan dengan REDD.

"Tahap kedua proyek ini berada di dewan penyusunan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement