REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan akan menyelenggarakan Simposium Regional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Regional Asia Pasifik Ke-2 Tahun 2014 di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Senin-Kamis (17-20/11).
Hari pertama akan digelar Pra Simposium berupa Workshop dengan empat tema utama. Keempat tema yakni Updating Indonesia Case Based Group (INA CBGs); Planning based on Health Technology Assessment (HTA) Approach for Pharmaceutical Products; Proposal and Protocol Development Workshop for Health research; dan Assessing Staffing Need at Health Facility to Support National Health Insurance.
"Acara Simposium Regional akan dibuka oleh Ibu Menteri Kesehatan Prof Dr dr Nila Moeloek SpM(K) dan dihadiri oleh Kepala Perwakilan WHO Indonesia dan para pakar ahli sistem jaminan kesehatan dan asuransi dari Korea, Thailand, Philipina, Australia, Oman dan Arab Saudi," kata Kepala Balitbangkes Kemenkes, Tjandra Yoga Aditama melalui pernyataan tertulis kepada media, Jumat (7/11).
Pihaknya menargetkan jumlah peserta Simposium Regional sebanyak 500 orang yang berasal dari negara-negara regional Asia Pasifik. Diharapkan peserta juga berasal dari luar wilayah termasuk dari Arab Saudi dan Oman.
Acara itu akan menghadirkan narasumber Indonesia berasal dari Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan, Perguruan Tinggi dan Lembaga Riset di Indonesia, YLKI, IDI dan Pemerintah Daerah.
Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-50 (HKN Emas), Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan juga menyelenggarakan Open House Museum Kesehatan (Wisata Ilmiah Kesehatan) di empat Museum Kesehatan yaitu Museum Kesehatan dr Adhyatma, MPH Surabaya, Dunia Vektor B2P2VRP Salatiga, Museum Nyamuk Loka Litbang P2B2 Ciamis dan Museum B2P2TOOT Tawangmangu. Selain itu terdapat kegiatan peluncuran buku pada Selasa (18/11) di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, pameran hasil litbangkes di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta pada Selasa-Kamis (18-20/11) dan Sarasehan Indonesia Sehat dan Sejahtera di Aula Siwabessy Gedung Prof dr Sujudi Kementerian Kesehatan RI pada 25 November 2014.
Tahun ini Badan Litbangkes sudah menyelesaikan Studi Diet Total (SDT) berupa survei konsumsi makanan individu (SKMI) di 33 provinsi, 490 Kabupaten/Kota dengan jumlah sampel sebanyak 2.080 blok sensus, 52.000 rumah tangga dan 162.045 individu. Jumlah tenaga pengumpul data (enumerator) sebanyak 2.780 orang. Manfaat dari SDT adalah mengukur asupan gizi dan keamanan makanan. Pada Oktober 2014 juga sudah dilakukan uji coba analisis cemaran kimia makanan (ACKM) di DI Yogyakarta.
Mulai tahun 2015 Badan Litbangkes juga menyelenggarakan Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit (Rikus Vektora).
Balitbangkes juga baru saja melakukan proses uji coba lapangan di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah yang berlangsung sampai 31 Oktober 2014.
"Dalam riset selama tiga tahun itu, Balitbangkes akan mengumpulkan 305 ribu spesimen nyamuk, 42 ribu spesimen tikus dan 24 ribu spesimen kelelawar. Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit (Rikhus Vektora), memang khusus untuk mengetahui pola jenis vektor dan reservoir penyakit yang ditimbulkan dari nyamuk, tikus, dan kelelawar di Indonesia", tegas Tjandra Yoga.