REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dan dua pemberontak senior Houthi mendapat sanksi Dewan Keamanan PBB pada Jumat (7/11).
Mereka dianggap memiliki peran terkait kerusuhan Yaman, yang mengancam perdamaian dan stabilitas negara yang tengah dalam masa transisi itu.
Dilansir dari Al-Arabiya, Saleh, yang dipaksa mengundurkan diri pada awal tahun 2012 setelah satu tahun demonstrasi populer, disalahkan atas kekacauan yang sedang berlangsung di Yaman. Dia diduga telah membantu para pemberontak Houthi merebut ibukota Sanaa dan memperluas kendali mereka.
Duta Besar Lithuania untuk PBB yang juga ketua komite sanksi Yaman, Raimonda Murmokaite, mengatakan semua anggota telah sepakat untuk memasukan Saleh dan pemimpin Houthi Abd al-Khaliq al-Huthi serta Abdullah Yahya al-Hakim ke dalam daftar hitam. Ketiga orang itu sekarang tunduk pada larangan perjalanan dan pembekuan aset global.
Kantor berita Reuters melaporkan, Saleh telah membantah berusaha untuk mengacaukan Yaman. Partainya memperingatkan setelah pertemuan pada hari Kamis (6/11), bahwa setiap sanksi terhadap mantan presiden atau
"Bahkan mengeluarkan ancaman tersebut akan memiliki konsekuensi negatif pada proses politik."
Dewan Keamanan PBB pada bulan Februari resmi memberlakukan sanksi terhadap siapa pun di Yaman yang menghalangi transisi politik di negara itu atau melakukan pelanggaran hak asasi manusia.