Ahad 09 Nov 2014 06:40 WIB

Filipina Peringati Satu Tahun Terjangan Topan Haiyan

Rep: c 09/ Red: Indah Wulandari
 Seorang warga berjalan melewati pemukiman yang hancur akibat Topan Haiyan di kota Tacloban, Leyte provinsi Leyte, Filipina tengah, Ahad (10/11).  (AP/Bullit Marquez)
Seorang warga berjalan melewati pemukiman yang hancur akibat Topan Haiyan di kota Tacloban, Leyte provinsi Leyte, Filipina tengah, Ahad (10/11). (AP/Bullit Marquez)

REPUBLIKA.CO.ID,TACLOBAN CITY--Lilin menerangi jalan-jalan di Filipina bagian tengah, Tacloban City  dalam peringatan terjangan Topan Haiyan satu tahun yang lalu. Topan Haiyan menewaskan lebih dari 6.300 orang di wilayah tersebut.

Sebelum fajar, Sabtu (8/11), lebih dari 5.000 orang memegang balon putih dan lilin, dan berjalan di sekitar ibu kota Tacloban City. Mereka melewati daerah yang telah diratakan oleh Topan Haiyan dan gelombang badai setinggi tujuh meter.

Lonceng gereja berbunyi dan sirene meraung di situs kuburan massal di Tacloban City. Hampir 3.000 korban badai dimakamkan di situs tersebut, sedangkan ratusan korban lainnya masih belum ditemukan.

"Kami membuat peringatan ini menjadi bermakna, sehingga generasi berikutnya dapat ikut mengingat," ujar Wali Kota Tacloban City, Alfred Romualdez, Sabtu (8/11).

Topan Haiyan merusak jalan dan menyapu pantai Filipina pada 8 November 2013. Topan itu menghancurkan sekitar 90 persen wilayah Tacloban City di provinsi Leyte.

Lebih dari 14,5 juta orang dari enam wilayah dan 44 provinsi terkena dampak badai. Saat ini, lebih dari empat juta orang masih belum memiliki tempat tinggal.

Pemerintah Filipina memperkirakan, dibutuhkan hampir 170 miliar peso atau 3,8 miliar dolar AS untuk membangun kembali masyarakat yang terkena dampak badai.

Hal itu termasuk pembangunan empat meter tanggul tinggi di sepanjang 27 kilometer garis pantai Filipina untuk mencegah terulangnya bencana.

Presiden Benigno Aquino, dalam kunjungannya ke pulau Samar mengumumkan rencana relokasi Bandara Tacloban City di wilayah yang jauh dari garis pantai.

Ia juga akan membangun lebih dari 205.000 rumah permanen untuk memukimkan kembali keluarga yang mengungsi.

 

"Saya berharap kita bisa bergerak lebih cepat dan saya akan mendorong semua orang untuk bergerak lebih cepat, namun pekerjaan ini tidak bisa dilakukan dalam semalam," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement