REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kunjungan luar negeri Presiden Joko Widodo ke China dinilai sebagai langkah cerdas untuk mendekat pada negara penyeimbang dunia.
Sebab, China dan beberapa negara lain seperti Brazil, Rusia, India menjadi negara yang dinilai mampu mengimbangi superioritas Amerika Serikat.
"Kita butuh penyeimbang, kalau hanya 1 negara yang adi kuasa, maka menjadi diktator," kata Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Dimyati Natakusumah pada Republika, Ahad (9/11).
Dengan mengunjungi China, Jokowi dapat belajar banyak hal. Pasalnya, menurut Dimyati, saat ini bukan saatnya untuk merapat ke satu negara atau blok, namun sudah lebih didasarkan negara mana yang lebih memberi manfaat. Meskipun sebagai negara komunis dan berpenduduk besar, China merupakan salah satu negara yang mengalami kemajuan sangat pesat. Sehingga wajar menjadi negara yang mampu mengimbangi kekuatan AS.
Selain itu, keputusan Jokowi menghadiri APEC di China menjadi upaya untuk menjaga hubungan dan eksistensi Indonesia di mata dunia. Pasalnya, Indonesia juga termasuk negara yang berpotensi menjadi salah satu kekuatan dunia.
"Hubungan internasional sangat penting, Indonesia tidak bisa berdiri sendiri, butuh negara lain," imbuh Dimyati.