REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Dua veteran Perang Dunia ke-II asal Australia Barat diundang untuk menghadiri jamuan makan siang dengan Perdana Menteri Australia dan Inggris. Namun, keduanya harus membayar sendiri perjalanannya dan seluruh pengeluarannya selama di Canberra. Padahal, ongkos transportasi untuk bepergian ke Ibu Kota Australia ini masing-masing senilai 2.000 dolar.
Kini, dalam usianya yang menginjak 90an tahun, dua bersaudara ini butuh dukungan dari para istri untuk menghadiri acara makan siang tersebut. Acara dimaksud untuk menghormati prajurit Angkatan Udara Australia yang berjuang di skuadron ‘Bomber Command’. Hadir dalam acara tersebut Perdana Menteri Inggris, David Cameron, dan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott.
Pada tahun 1944, Murray dan Eric Maxton terbang bersama dalam skuadron 460, mengebom pusat-pusat industri Hitler di wilayah Jerman. Mereka adalah satu-satunya prajurit bersaudara dalam misi tersebut dan berada di pesawat tempur yang sama, sebuah praktik yang dilarang saat itu namun dilakukan oleh skuad Bomber Command karena kurangnya pasukan udara yang terampil.
Ayah dan pamannya menjadi prajurit dalam Perang Dunia ke-I, walau pamannya akhirnya tewas di Gallipoli. Dua bersaudara ini belum menerima penghargaan atau pengakuan apapun atas jasa mereka selama masa perang hingga November tahun ini, ketika Menteri Pertahanan Perancis memberi mereka penghargaan tertinggi atas keberanian yang ditunjukkan, yakni ‘French Legion of Honour’.
Murray dan Eric Maxton menerima medali mereka pada Peringatan Konvoi Albany, tepat 70 tahun masa tugas mereka di Eropa kala itu.