Senin 10 Nov 2014 21:57 WIB

Duh, Korupsi Masih Tinggi

Lukman Hakim Saifuddin
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Lukman Hakim Saifuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengakui Indonesia masih tertinggal dalam aspek tertentu dengan bangsa lain disebabkan masih tingginya angka korupsi.

"Negara kita dalam aspek-aspek tertentu masih tertinggal dengan bangsa lain, salah satunya karena angka korupsi masih tinggi," kata Lukman Hakim ketika memberi sambutan pada pembukaan Mahaniti Loka Dhamma tingkat nasional IV-2014 di Jakarta, Senin malam.

Mahaniti Loka Dhamma adalah suatu pertemuan, penampilan kebolehan dan ketangkasan dhamma bagi mahasiswa.

Dalam acara itu digelar perlombaan, penampilan seni Buddhis, pertemuan ilmiah, kreasi mahasiswa Buddhis, yang terpilih melalui jalur unit kegiatan mahasiswa pada Perguruan Tinggi Agama Budhha (PTAB) negeri/swasta. Acara berlangsung 10-14 November 2014.

Mahanitiloka Dhamma merupakan momentum yang tepat untuk mengingatkan para mahasiswa adalah tunas-tunas bangsa yang akan memegang estafet kepemimpinan bangsa di masa mendatang.

Tepatlah kiranya panitia memilih tema Melalui Mahanitiloka Dhamma kita wujudkan mahasiswa Buddhis yang jujur, inovatif, kreatif, dan toleransi.

Pada acara itu dihadiri 300 peserta dari Perguruan Tinggi Agama Buddha (PTAB) dari seluruh Indonesia. Tampak Dirjen Bimas Buddha Dasikin, pimpinan majelis tinggi Walubi Arief Harsono.

Menurut LHS, sapaan akrab Lukman Hakim Saifuddin, ke depan penanaman kejujuran sebagai budaya hidup menjadi sangat penting.

Tanpa menyebut angka jumlah korupsi yang terjadi di Indonesia, menag menyatakan, dengan membudayakan kejujuran, inovatif, kreatif dan toleransi sebagai upaya pembentukan karakter bangsa, Indonesia diharapkan mampu bertahan di tengah derasnya arus globalisasi.

Belajar dari sejarah perjuangan bangsa, katanya, pemuda mengambil peran penting terhadap perubahan kehidupan bangsa.

Peristiwa heroik 10 November yang kebetulan bertepatan pada acara tersebut telah memberikan inspirasi, ketauladanan jiwa patriotisme dan nasionalisme arek-arek Suroboyo yang mengibarkan bendera Merah Putih di tengah berondongan senjata penjajah.

Ia mengatakan, pemuda Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk melanjutkan perjuangan pahlawan agar Indonesia setara dengan bangsa-bangsa maju lainnya.

Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan kreativitas mahasiswa harus ditempatkan dalam kerangka semangat nasionalisme, alat pemersatu bangsa.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement