REPUBLIKA.CO.ID,KABUL - Bom kembali jatuh di Afghanistan, Senin (11/10), menewaskan 11 polisi dan seorang warga sipil dalam dua serangan terbaru dari meningkatnya kekerasan di negara itu.
Serangan terjadi sehari setelah seorang pembom bunuh diri menyusup ke markas polisi yang dijaga ketat di ibukota Afganistan, Kabul, menewaskan seorang pejabat senior polisi dan melukai beberapa orang lainnya.
Pada serangan pertama, aksi bom bunuh diri menewaskan tujuh petugas termasuk seorang komandan senior. "Pembom itu telah menyamar dengan menggunakan seragam polisi dan meniup bahan peledak yang melekat pada tubuhnya diantara polisi setempat yang berkumpul di luar stasiun," kata juru bicara provinsi Deen Mohammad Darwish.
Darwish mengatakan seorang warga sipil juga tewas, sementara empat polisi terluka. Ledakan kedua menargetkan kendaraan polisi yang membawa instruktur di Jalalabad, kota timur dekat perbatasan dengan Pakistan.
Tiga petugas tewas dalam serangan itu, yang disebabkan oleh bahan peledak yang disembunyikan di bawah becak dan diledakkan dari jarak jauh, kata para pejabat.
Taliban menegaskan tanggung jawab kedua insiden.
Taliban digulingkan oleh pasukan AS pada tahun 2001, setelah serangan 11 September. Kebanyakan pasukan asing menarik diri pada akhir tahun ini, dan kekerasan gerilyawan telah meningkat setelah tentara asing ditarik. Dampaknya, pasukan keamanan Afghanistan kini memikul bagian yang lebih besar dari tanggung jawab keamanan.
Sebanyak 6.000 pasukan keamanan Afghanistan diperkirakan telah tewas dalam serangan Taliban sejak 2013, lebih dari dua kali lipat kematian tentara AS dan asing lainnya.
Pada hari Senin, ledakan ketiga yang disebabkan oleh bom magnet melukai beberapa warga sipil di dekat sebuah universitas di bagian pemukiman Kabul. Pasukan keamanan mengemudi kendaraan adalah target jelas dari serangan itu, kata polisi.