REPUBLIKA.CO.ID,OMAN-- Iran, Amerika Serikat dan Uni Eropa bertemu di Oman, dalam rangka membicarakan program nuklir Teheran, Senin (11/10). Pembicaraan yang berlangsung dua hari ini belum ada tanda-tanda akan memunculkan sebuah kesepakatan. Padahal tanggal 24 November merupakan batas akhir kesepakatan tersebut.
Seorang pejabat senior Iran mengatakan bahwa kemajuan minimal dibuat dalam pembicaraan di Oman. Ia menegaskan, meski hingga dua hari pertemuan tak ada kesepakatan yang bulat, tetapi ia mengklaim bahwa ketiga belah pihak berusaha untuk tidak membuat kesenjangan diantara ketiganya menjadi lebih jauh lagi.
"Kita bisa membuat sedikit kemajuan sekalipun masih ada perbedaan,” ujar pejabat AS tersebut.Para pejabat AS belum memberikan komentar tentang hasil negosiasi yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan utusan Uni Eropa Catherine Ashton.
Meski belum ada keputusan bulat, Kerry berencana meninggalkan Oman pada Senin ini untuk mendatangi pertemuan Asia-Pasifik di Beijing. Para diplomat dari Iran dan lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, ditambah Jerman melanjutkan pembicaraan di Muscat pada hari Selasa menjelang pertemuan di Wina pekan depan untuk memenuhi batas waktu 24 November.
Diskusi bertujuan untuk menghasilkan kesepakatan yang akan memberi batas diverifikasi pada pekerjaan pengayaan uranium Iran dengan imbalan pencabutan bertahap sanksi.