REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pembicaraan tiga-pihak mengenai program nuklir Iran di Ibu Kota Oman, Muscat, "berat, langsung dan serius", kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS pada Senin (10/11).
Para perunding masih "sangat memusatkan perhatian untuk mencapai kemajuan dan melihat apakah kami dapat mencapai kesepakatan sebelum tenggat", kata wanita Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki dalam satu taklima. Ia menambahkan, "Masih ada waktu untuk melakukan itu."
Pertemuan dua-hari tersebut, yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad-Javad Zarif dan Utusan Uni Eropa Catherine Ashton, dilakukan cuma dua pekan sebelum tenggat 24 November bagi kesepakatan menyeluruh mengenai program nuklir kontroversial Iran.
Setelah pertemuan itu, seorang pejabat Iran mengatakan kepada wartawan sedikit kemajuan dicapai dalam pembicaraan tersebut, dan jurang pemisah masih ada mengenai masalah inti.
Psaki mengatakan direktur polisik akan terus bertemu di Oman untuk "waktu yang belum ditentukan" sebelum diselenggarakannya babak baru pertemuan pekan depan di Eropa, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa siang.
Iran dan kelompok P5+1 --AS, Inggris, Prancis, Rusia, Tiongkok ditambah Jerman-- pada Juli sepakat untuk memperpanjang pembicaraan nuklir selama empat bulan lalgi sampai 24 November, setelah gagal mempersembit juran pemisah mengenai masalah inti selama perundingan enam bulan sebelumnya.
Sanksi Barat terhadap Iran dan kemampuan pengayaan uranium di negeri itu sekarang menjadi dua masalah penting bagi perundingan yang sulit.
Di dalam satu program wawancara yang diudarakan pada Ahad (9/11) di CBS News, Presiden AS Barack Obama mengatakan "jurang pemisah lebar" masih ada mengenai cara Barat dapat memperoleh "jaminan ketat yang bisa diabsahkan" bahwa Iran tak bisa memiliki senjata nuklir.
Sebelum pertemuan Muscat, perunding senior nuklir Iran Abbas Arachi mengatakan pembicaraan nuklir di Oman antara Iran dan negara besar dunia tampaknya tak menghasilkan kesepakatan, kata kantor berita Iran, IRNA, pada Sabtu (8/11).
Namun, katanya, dicapainya kesepakatan akhir dengan negara besar mengenai masalah nuklir Iran "tidak sulit" sebelum tenggat 24 November.
Pertemuan di Muscat itu juga dilakukan setelah laporan media bahwa Presiden AS Barack Obama telah mengirim surat kepada Pemimpin Spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei, untuk menyampaikan "kepentingan bersama" dalam memerangi kelompok fanatik Negara Islam (IS) di Irak dan Suriah.
Namun, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan di Ibu Kota Tiongkok, Beijing, Sabtu, tak ada kaitan antara pembicaraan nuklir dan perang melawan IS.