REPUBLIKA.CO.ID, JIMBARAN – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Universitas Udayana, Bali mengajak mahasiswa untuk menangkal paham radikal dan terorisme yang kini disinyalemen merambah generasi muda intelektual.
"Kami harus menyiapkan upaya penanggulangan efektif. Kami jelaskan kepada mahasiswa terkait pola penanggulangan yang melibatkan semua pihak termasuk mahasiswa, apalagi sudah banyak 'bomber' dari usia remaja," kata Kepala BNPT Saud Usman Nasution dalam Dialog Pencegahan Terorisme di Auditorium Widya Sabha Unud di Bukit Jimbaran,
Kabupaten Badung, Selasa (11/11).
Menurut dia, mahasiswa diharapkan menjadi agen yang diharapkan dapat menyebarkan informasi bahaya paham radikalisme dan terorisme di masyarakat.
Ia menjelaskan bahwa penanggulangan terorisme di Indonesia dilakukan berdasarkan pengalaman buruk yang pernah melanda keamanan Tanah Air seperti peledakan Bom Bali I tahun 2002 dan Bom Bali II tahun 2005 serta rentetan peledakan bom di Jakarta.
"Kami telah pelajari ternyata serangan tidak akan berakhir sepanjang tujuan dalam pemberlakuan darurat 'Islamic Nusantara' belum tercapai," kata Saud.
Saud menambahkan dalam penanggulangan terorisme melibatkan semua pihak, tidak hanya mantan pelaku terorisme tetapi juga kebijakan pemerintah daerah setempat. "Semua lini ada upaya optimal, tidak hanya pelaku tetapi juga penentu kebijakan sehingga pemahaman radikal itu menjadi musuh bersama karena negara kita negara Pancasila," ujarnya.
Rektor Universitas Udayana Prof Dr I Ketut Suastika menjelaskan, dialog menangkal terorisme yang digelar bersama BNPT itu diharapkan bisa disebarluaskan kepada masyarakat oleh para mahasiswa.
"Ini penting bagi mahasiswa karena kami khawatir ada perubahan gerakan dari terorisme yang sebelumnya merekrut golongan dengan tingkat intelektual biasa, mengarah ke golongan intelektual tinggi seperti mahasiswa," katanya.
Kepada para mahasiswa, ia mengarapkan agar mahasiswa berperan di masyarakat dan menjadi agen penyebar informasi untuk menangkal bahaya terorisme sebagai bentuk pencegahan.