REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membaca Alquran secara rutin belum menjadi kebiasaan bagi sebagian besar umat Islam di Indonesia. Alasannya, mulai dari masalah alokasi waktu yang kerap tersita kesibukan, sampai keengganan dari individu itu sendiri.
Inilah yang coba diatasi oleh Gerakan One Day One Juz (ODOJ). "Zaman dahulu, para sahabat Nabi SAW menganggap dirinya lemah jika hanya mampu menamatkan satu juz Alquran dalam sehari. Bagaimana dengan kita,"kata Muhammad Sakir, staff ODOJ Divisi Media Sosial, kepada ROL di Jakarta, belum lama ini.
ODOJ adalah sebuah gerakan yang diprakarsai sejumlah alumni Rumah Qur'an Indonesia. Dengan memanfaatkan kemudahan teknologi komunikasi, ODOJ memfasilitasi setiap anggotanya membaca Alquran dengan target tamat satu juz per hari. Harapannya, pemenuhan target itu lantas membiasakan tiap anggota untuk rutin membaca al-Qur'an.
Sakir menuturkan, jumlah anggota ODOJ sampai saat ini sudah mencapai 122.000 orang. Dari jumlah tersebut, dibentuklah grup-grup di jejaring sosial. Tiap grup terdiri atas 30 orang anggota dan dipimpin satu orang pembimbing ODOJ. Kemudian, setiap anggota akan mengonfirmasi sampai di mana bacaan Alquran setiap hari kepada pemimpin grup.
"Ini agar tiap kita sama-sama istiqomah menamatkan al-Qur'an setiap bulan," kata Sakir.
Selain itu, ODOJ juga menyelenggarakan banyak acara. Antara lain, kajian Alquran tiap dua kali sepekan dan kegiatan "Ngaji On the Street", yakni tadarus Alquran secara berjamaah di tempat-tempat umum, selain masjid.
Seperti di area taman Monumen Nasional (Monas) dan Kota Tua, Jakarta.
"Semakin hari, kami upayakan ODOJ agar menarik minat masyarakat membudayakan mengaji Al-quran," ujar Sakir.
Para anggota ODOJ berasal dari macam-macam kalangan. Mulai dari mahasiswa, pegawai negeri sipil (PNS), karyawan swasta, dokter, hingga pengusaha. Sebab, keanggotaan ODOJ memang terbuka bagi siapa saja yang berniat membiasakan diri mengaji Alquran rutin dan bertarget.
"Target kami, 80 persen muslim dari total penduduk Indonesia ini istiqamah bertilawah satu hari satu juz," ungkap Sakir.
Untuk itu, Sakir menjelaskan, ODOJ memiliki perwakilan di tiap kabupaten di seluruh Indonesia. Bahkan, jaringan ODOJ mencakup pula ke luar negeri. Adapun kendala yang ditemui sampai saat ini semata-mata pada soal konsistensi tilawah dari tiap anggota.
"Alhamdulillah, sebagian besar masyarakat mengapresiasi ODOJ. Sebab mereka memandang khatam satu juz per hari merupakan keuntungan tersendiri," pungkas Sakir.