REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia menyatakan telah sepakat untuk membangun hingga delapan reaktor nuklir di Iran. Pernyataan itu disampaikan 12 hari sebelum batas waktu untuk mencapai kesepakatan nuklir Iran.
Dilansir dari BBC News, Kamis (13/11) kesepakatan yang telah dicapai Rusia dan Iran terkait pembangunan reaktor. Sebelumnya negara kekuatan dunia termasuk Rusia telah menekan Iran untuk menghentikan aktivitas nuklirnya, karena khawatir Iran akan memproduksi senjata nuklir.
Para diplomat Iran dan enam negara kekuatan dunia rencananya akan kembali bertemu pada putaran akhir perundingan, pekan depan. Belum jelas apakah ada efek dari kesepakatan yang dibuat Iran dan Rusia.
Laporan mengenai Rusia, dikutip dari kepala nuklir Iran Ali Akbar Salehi yang mengatakan kesepakatan untuk membangun reaktor baru merupakan titik balik membangun hubungan kedua negara. Dua reaktor rencananya akan dibangun di fasilitas nuklir di Bushehr.
Perusahaan tenaga nuklir negara milik Rusia, Rosatom, mengatakan pembangunan akan dipantau oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Rusia akan memasok bahan bakar nuklir untuk reaktor dan mengambilnya kembali setelah selesai digunakan. Hal itu dilakukan untuk menghentikan Iran menggunakannya untuk membuat senjata. Sebuah sistem telah siap di reaktor yang ada di Bushehr.