REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Setidaknya 33 orang tewas di pusat Yaman dalam perang dua hari terakhir antara para pejuang Muslim Syiah Houthi yang berusaha memperluas kontrol mereka dan suku Sunni yang bersekutu dengan Al Qaida.
Menurut warga setempat yang dilansir dari Reuters, Kamis (13/11) suku dan sekutu gerilyawan Ansar al-Sharia menyerang di wilayah Qifa, rumah bagi suku-suku Sunni yang kuat di Provinsi al-Baydah, dan telah menangkap beberapa pasukan di puncak-puncak bukit, termasuk Gunung al-Thaaleb yang menghadap ke kubu pertahanan Al Qaida yang telah disita oleh Houthi.
Sumber-sumber militer Yaman mengatakan, satu pesawat tak berawak AS sebelumnya telah menewaskan tujuh tersangka gerilyawan Al Qaida di Yaman selatan, sementara mereka dalam perjalanan untuk melakukan serangan.
Sementara itu, sekutu AS yang berbagi perbatasan panjang dengan pengekspor minyak utama dunia, Arab Saudi, telah dilalap kekacauan politik sejak protes massa menggulingkan veteran Presiden Ali Abdullah Saleh, pada tahun 2011.
Houthi, yang merebut ibu kota Yaman Sanaa hampir tanpa perlawanan pada September silam itupun memaksa pemerintah untuk mengundurkan diri, terus memperluas seluruh negeri meskipun pembentukan satu pemerintahan baru membawa para pendukung kelompok dan perwakilan dari separatis Yaman selatan.
Mereka keberatan dengan beberapa anggota tim baru Perdana Menteri Khaled Bahah, dan mengatakan mereka tidak memenuhi kriteria yang telah disepakati pada persetujuan pembagian kekuasaan pada September silam.