REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat pada Rabu (12/11) kembali menyampaikan penentangannya terhadap keputusan Israel untuk membangun rumah lagi buat pemukim Yahudi di Jerusalem Timur, dan mengatakan tindakan itu dapat menambah parah situasi yang sudah tegang di sana.
"Kami sangat prihatin dengan keputusan ini, terutama mengingat situasi tegang di Jerusalem serta posisi bulat dan tegas Amerika Serikat dan yang lain di masyarakat internasional yang menentang pembangunan semacam itu di Jerusalem Timur," kata wanita Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Jennifer Psaki kepada wartawan dalam satu taklimat harian.
"Keputusan untuk memperluas pembangunan ini memiliki potensi bisa menambah parah situasi sulit di lapangan, dan itu semua takkan memberi sumbangan bagi upaya guna mengurangi ketegangan," tambah wanita juru bicara tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi (13/11).
Para pejabat Israel pada Rabu (12/11) mengajukan rencana baru untuk membangun 200 rumah di Ramal Shlomo, satu permukiman di Jerusalem, untuk ketiga kali selama November Israel telah menyetujui pembangunan rumah baru buat pemukim Yahudi di wilayah Arab Jerusalem Timur.
Tindakan itu dilakukan saat bentrokan setiap hari terjadi antara pemuda Palestina dan polisi Israel mengenai akses ke tempat suci Al-Haram Asy-Syarif (Bukit Knisah) di Jerusalem Timur, dan berlanjutnya pembangunan permukiman.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry sedang dalam perjalanan ke Amman, Ibu Kota Jordania, untuk bertemu dengan Raja Jordania Abdullah II dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam upaya meredam ketegangan, kata psaki.
Ia menyatakan pengumuman pembangunan tersebut benar-benar menantang sasaran yang disampaikan untuk mencapai penyelesaian dua-negara sebab itu memutuskan lebih dulu di mana pembangunan mesti dilakukan, di mana bangunan mesti berdiri, dan daerah lain di mana permukiman mesti berada.
Permukiman Yahudi di Tepi Barat Sungai Jordan dan Jerusalem Timur tidak sah berdasarkan hukum internasional. Beberapa babak pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina telah macet gara-gara berlanjutnya pembangunan permukiman Yahudi.
Psaki juga mencela serangan terhadap satu masjid di Tepi Barat, dan mengatakan, "Aksi provokatif dan penuh kebencian semacam itu terhadap satu tempat ibadah tak pernah bisa dibenarkan. Kami berharap para pejabat penegak hukum akan secepatnya menyelidiki dan menyeret pelaku serangan ini ke pengadilan."
Satu masjid Palestina di Desa Al-Maghir di dekat Ramllah di Tepi Barat dibakar dan satu bom bensin dilemparkan ke kuil Yahudi dalam dua kejadian terpisah pada Rabu pagi.
Wali Lota Al-Maghir menuduh pemukim Yahudi sebagai pelaku pembakaran tersebut.