REPUBLIKA.CO.ID, NAY PYI TAW -- Presiden AS Barack Obama mengadakan pembicaraan dengan Presiden Myanmar Thein Sein, beberapa jam setelah Obana menuduh pemerintah Thein mengalami kemunduran reformasi. Obama berada di Naypyitaw untuk menghadiri KTT Asia Timur, yang digelar setelah pertemuan Asean (12/11) Rabu.
Dalam sebuah wawancara, Obama mengatakan bahwa kemajuan telah dibuat.
Namun dia mengatakan momentum reformasi telah melambat di Myanmar da bahkan telah beberapa langkah mundur.
"Burma masih di awal perjalanan panjang dan pembaharuan dan rekonsiliasi yang berat," tulis Obama dalam wawancara dengan majalah The Irrawaddy seperti dikutip BBC News.
Di beberapa bagian sudah ada kemajuan, katanya, termasuk "pembebasan tahanan politik tambahan, proses reformasi konstitusi, dan perjanjian gencatan senjata" yang berkaitan dengan konflik dengan kelompok minoritas Myanmar. Namun dia mengatakan kemajuan tidak datang secepat ketika transisi dari militer ke pemerintahan sipil dimulai pada November 2010.
Dia mencontohkan pembatasan tahanan politik, penangkapan wartawan dan nasib yang sedang berlangsung pada minoritas Muslim Rohingya.
"Bahkan saat telah ada beberapa kemajuan di bidang politik dan ekonomi, di bagian Zaini telah terjadi perlambatan dan kemunduran dalam reformasi," tulis Obama.