Kamis 13 Nov 2014 16:47 WIB

Kendalikan Inflasi BI Rate tak Bergerak di 7,5 Persen

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memberikan sambutan pada acara peresmian peluncuran Market Code of Conduct di Jakarta, Senin (26/5).
Foto: Prayogi/Republika
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memberikan sambutan pada acara peresmian peluncuran Market Code of Conduct di Jakarta, Senin (26/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Bunga Bank Indonesia (BI Rate) tetap berada di posisi 7,5 persen. Angka tersebut tidak berubah sejak setahun lebih.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 13 November 2014 memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 7,5 persen dengan suku bunga lending facility dan suku bunga deposit facility masing-masing pada level 7,50 persen dan 5,75 persen," kata Gubernur BI, Agus Martowardjojo, dalam konferensi pers di gedung BI, Jakarta Pusat, Kamis (13/11).

Agus mengatakan itu konsisten dengan upaya mengendalikan inflasi menuju ke sasaran 4,5 persen plus minus satu persen pada 2014 dan 4 persen plus minus satu persen pada 2015. Selain itu untuk menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat.

BI menilai kebijakan ekonomi yang ditempuh selama ini mampu menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung proses penyesuaian ekonomi ke arah yang lebih seimbang. Hal itu tercermin pada defisit transaksi berjalan yang menurun dan permintaan domestik yang tetap terkelola.

Namun, BI tetap mewaspadai indikasi inflasi terkait rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang ditempuh pemerintah.

"Untuk itu BI akan memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," imbuh Agus.

Selain itu, BI tetap berkoordinasi dengan Pemerintah dalam mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan. Agar penyesuaian ekonomi tetap terkendali dan mendukung kesinambungan pertumbuhan ekonomi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement