Kamis 13 Nov 2014 18:02 WIB

Jubir JK: Seseorang Tidak Boleh Dipaksakan Pilih Agama

Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi hormat saat Upacara Ziarah Nasional di Taman Makam Pahlawan Nasional, Kalibata, Jakarta, Senin (10/11). (Antara/M Agung Rajasa)
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi hormat saat Upacara Ziarah Nasional di Taman Makam Pahlawan Nasional, Kalibata, Jakarta, Senin (10/11). (Antara/M Agung Rajasa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jubir Wapres Jusuf Kalla, Abdullah Husain, menjelaskan seseorang tidak boleh dipaksakan memilih agama untuk mengisi kolom agama dalam KTP. Kalau memang agama yang dianut tidak termasuk dari enam agama yang diakui pemerintah, maka boleh saja dikosongkan kolom tersebut.

“Kalau dari enam agama yang ada: Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Kong Hucu, tidak ada,maka boleh dikosongkan kolom tersebut,” ujar Husain, kepada Republika, Rabu (12/11).

Wapres JK, jelasnya, memahami bahwa syiah adalah bagian dari Islam. Sehingga  dapat mengisi Islam di kolom agama KTP.

Lagi pula, jelasnya, kebijakan ini adalah warisan pemerintahan sebelumnya. Mendagri terdahulu yang membuat. “Yang sekarang hanya melanjutkan,” imbuhnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement