Kamis 13 Nov 2014 21:24 WIB

Proyek Drainase Gagal Lelang, Margonda Terancam Banjir Lagi

Pejalan kaki melintas di samping tanah galian proyek pembuatan drainase yang belum diangkut di badan jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Selasa (10/12).
Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Pejalan kaki melintas di samping tanah galian proyek pembuatan drainase yang belum diangkut di badan jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Selasa (10/12).

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Proyek pengerjaan drainase di Jalan Margonda tahun ini gagal lelang. Ruas jalan protokol Depok itu pun terancam tergenang banjir lagi.

“Drainase Margonda gagal lelang tahun ini. Jadi memang tidak ada pengerjaan drainase di Margonda," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (Bimasda) Kota Depok, Yulistiani Mochtar, Kamis (13/11).

Proyek senilai Rp 22 miliar itu gagal lelang disebabkan beberapa hal. Pertama, proses lelangnya yang memang terlambat. Lalu, kurangnya peserta lelang yang ikut serta dan waktu yang tersedia tidak cukup.

"Satu proyek kan harus diikuti oleh minimal tiga peserta lelang. Kalau kurang dari tiga berarti gagal lelang dan dilakukan lelang ulang. Kalau lelang lagi saat ini tidak mungkin karena waktunya tidak cukup," jelas Yulis.

Menurutnya, proyek drainase puluhan miliar itu meliputi pembuatan drainase dari depan Ramanda hingga Jalan Juanda. "Nilai itu untuk pembuatan drainase dan overlay," tegasnya.

Dikatakan dia, saat ini kondisi drainase Margonda masih belum merata lebarnya atau terjadi penyempitan. Sehingga ketika hujan, maka air tidak mampu tertampung di saluran. Ditambah lagi, katanya, banyaknya sampah menambah masalah banjir di Margonda. 

"Ketika dilakukan pembersihan didapat sampah besar seperti batang kayu. "Padahal drainasenya kecil tapi ada saja sampah batang kayu yang dibuang ke saluran," sesalnya.

Mengatasi terjadinya gagal lelang kembali, maka pihaknya akan melakukan proses lelang pada Desember untuk proyek 2015.

Proses lelang di akhir tahun itu untuk lelang supervisi atau pengawasan sehingga Januari 2015 sudah ada pemenang. Kemudian pada Februari akan dilakukan lelang pengerjaan fisik. 

Kawasan Margonda yang kerap dilanda banjir yaitu depan Terminal Depok hingga Jalan Ramanda, persimpangan lampu merah Jalan Juanda hingga depan showroom Toyota, dan depan Jalan Kedondong.

Banjir di kawasan itu membuat arus lalu lintas tak bergerak hingga berjam-jam lamanya. Ketinggian air lebih dari setengah meter dan menyebabkan kendaraan terendam. 

Pengerjaan drainase Margonda dilakukan secara tiga tahap. Segmen I dikerjakan pada 2013 sepanjang 667 meter (sisi kanan) dan 1.271 meter (sisi kiri). Segmen II sepanjang 951 meter (sisi kanan) dan 1.433 meter (sisi kiri).

Sedangkan sisanya dikerjakan dalam segmen III. Drainase yang ada saat ini, yakni dari 80 centimeter x 1 meter x 2 meter dan akan ditingkatkan menjadi 1,8 meter x 1,2 meter x 2 meter.

Konsepnya, jika setelah drainase selesai maka jalan dilapisi aspal (overlay). Dan bisa dijadikan sebagai pedestrian. Proyek ini sudah dua kali mengalami gagal lelang sampai sekarang.

Wakil ketua Komisi A DPRD Kota Depok, Hamzah sangat menyesali gagalnya pengerjaan drainase Margonda. Dengan kondisi itu maka Margonda masih terancam banjir tahun ini.

Padahal, kata dia, kebijakan yang menyangkut kepentingan masyarakat seharusnya diputuskan dan dilaksanakan dengan cepat.

"Seharusnya yang berkaitan dengan pembangunan jangan ditunda-tunda. Apalagi Margonda yang sudah semwarut. Dan kalau sudah hujan pasti akan ada genangan air," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement