REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Arus modal asing yang masuk ke Indonesia dinilai tidak berkaitan langsung dengan defisit transaksi berjalan. Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listyanto, mengatakan modal asing yang masuk ke Indonesia berada di posisi transaksi modal dan finansial.
"Investasi dari modal asing di transaksi finansial, itu tidak berkaitan langsung dengan transaksi berjalan," kata Eko saat dihubungi Republika, Jumat (14/11).
Transaksi modal atau capital account berkaitan dengan investasi. Sedangkan investasi di transaksi finansial terbagi menjadi investasi langsung dan portofolio. Investasi portofolio sangat tergantung pada suku bunga dimana suku bunga di Indonesia cukup tinggi ketimbang negara lain. Dia menilai justru Indonesia lebih butuh investasi langsung yang mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja dan pengolahan produk.
Eko menilai membaiknya defisit transaksi berjalan triwulan III 2014 lebih banyak dipengaruhi peningkatan ekspor nonmigas. Sedangkan arus modal asing hanya sebagian kecil. "Perbaikan ini mendorong optimisme investasi dengan masuknya modal asing, berbentuk portofolio maupun investasi langsung. Kalau transaksi finansial trennya meningkat karena melihat optimisme pemerintahan baru," imbuhnya.
Bank Indonesia menyatakan defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2014 mencapai 6,836 miliar dolar AS atau 3,07 persen dari PDB. Angka itu menurun dari defisit pada triwulan II 2014 sebesar 8,689 miliar dolar AS atau 4,07 persen dari PDB dan triwulan III 2013 sebesar 8,635 miliar dolar AS atau 3,89 persen dari PDB.
Transaksi modal dan finansial mencatat surplus yang cukup besar, terutama ditopang oleh meningkatnya arus masuk modal asing PMA sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik. Sehingga cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi 112 miliar dolar AS, setara 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Perbaikan itu juga didukung masih positifnya ekspor manufaktur akibat berlanjutnya pemulihan AS dan mulai pulihnya ekspor tambang setelah keluarnya izin ekspor mineral mentah. Surplus pada neraca perdagangan nonmigas naik dari 2,1 miliar dolar AS pada triwulan III 2013 menjadi 4,3 miliar dolar AS di triwulan III 2014.