REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Tindakan represif aparat kepolisian terhadap para jurnalis di Makasar, mengundang reaksi protes dari para jurnalis di berbagai daerah. Mereka pun mendesak agar oknum aparat yang melakukan kekerasan terhadap jurnalis yang sedang melakukan tugas peliputan, diberi sanski pemecatan.
Aksi protes itu disampaikan para jurnalis Cirebon dalam aksi simpatiknya di Kantor Mapolres Cirebon Kota, Jumat (14/11). Dalam aksinya, para jurnalis dari berbagai media itu memasang pita hitam pada lengan kiri masing-masing. Selain itu, mereka pun melepas atribut profesi jurnalis, seperti kartu identitas, kamera, hingga ransel.
''Oknum aparat yang melakukan kekerasan terhadap jurnalis di Makasar harus dipecat. Apalagi, jurnalis yang melakukan tugasnya di Makasar sudah menunjukkan identitas diri merekan,'' tegas salah seorang jurnalis, Nurul Fajri.
Para jurnalis mendesak bertemu Kapolres Cirebon Kota AKBP Dani Kustoni. Namun, kapolres sedang berada di luar kota. Akhirnya para jurnalis pun membubarkan diri.
Seperti diketahui, kekerasan terhadap jurnalis di Makasar terjadi di tengah pengamanan unjukrasa mahasiswa yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).