REPUBLIKA.CO.ID, MALANG --- Memasuki musim hujan, Kota Malang dihadapkan dengan ancaman banjir yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah dan pemukiman. Mengantisipasi hal tersebut Walikota Malang Mochamad Anton mengatakan akan melakukan beberpa pencegahan, di antarnya segera membersihkan sampah yang menyumbat drainase dan selokan.
"Waktu bersepeda di Jalan UIN, terlihat banyak sekali sampah yang sudah diikat plastik menyumbat drainase," kata Anton sehabis menghadiri latihan simulasi TNI di Balaikota Kota Malang, Jumat (14/11).
Anton berjanji untuk segera memberi arahan kepada Dinas Kebersihan untuk membersihkan sampah-sampah yang menyumbat drainase. Anton mengatakan seringkali banjir terjadi karena perilaku masyarakat sehari-hari.
Anton menambahkan banjir akan tetap terjadi walaupun sistem drainase sudah seringkali diperbaiki bila masyarakat tetap membuang sampah sembarangan.
"Tidak selalu karena salah pembangunan drainase, sekarang banyak sekali drainase tersumbat karena sampah-sampah yang sudah di plastik-plastik," kata Anton.
Sebanyak 58 kawasan di wilayah Kota Malang, Jawa Timur, selama musim hujan dinilai rawan bencana, baik tanah longsor, banjir maupun puting beliung. Dari data Bidang penanggulangan Bencana (BPB) Bakesbangpol Kota Malang ada 38 kawasan rawan bencana banjir di Kota Malang.
Kawasan rawan bencana tersebut menyebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Klojen, Lowokwaru, Sukun, Blimbing, dan Kedungkandang. Berdasarkan data dari Bakesbangpol Kota Malang terasebut juga disebutkan bahwa dari 58 titik rawan bencana itu, di Kecamatan Blimbing ada 8 kawasan rawan banjir. Sedangkan di Kecamatan Sukun, ada 8 titik rawan banjir, Kecamatan Klojen ada 5 titik rawan banjir, dan Kecamatan Lowokwaru ada 7 titik rawan banjir.