REPUBLIKA.CO.ID,WINDHOEK -- Namibia akan menjadi negara pertama di Afrika yang terapkan pileg dan pilpres elektronik.
Lebih dari satu juta pemilih, atau hanya setengah dari total 2,3 juta penduduk Namibia, akan mengikuti pemungutan suara pada 28 November.
"Menurut saya, ini adalah kemajuan besar bagi Namibia dan kontinen Afrika secara luas," kata Nontemba Tjipueja, ketua Komisi Pemilihan, kepada AFP.
Ia mengatakan mesin pemberian suara, yang diimpor dari India, akan membantu meningkatkan keakuratan, mempercepat penghitungan, menghapuskan campur tangan manusia serta menebas kemungkinan rusaknya surat-surat suara.
"Hasilnya akan muncul pada hari yang sama, tak lama setelah pemungutan suara ditutup," ujarnya.
Ia menambahkan hasil akhir akan diumumkan dalam waktu 24 jam. Pada pemilihan-pemilihan sebelumnya, hasil pemungutan suara masih harus menunggu hingga lima hari sebelum diumumkan.
"Tidak akan ada lagi surat suara yang rusak atau suara yang ditolak. Setiap suara akan dihitung," katanya.
Pada pemilihan lalu, yaitu tahun 2009, komisi pemilihan menghitung ada 12.000 surat suara yang rusak. Jumlah tersebut bernilai sama dengan satu kursi di majelis nasional.
"Kali ini akan berbeda," ujarnya.