REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Stasiun Meteorologi dan Geofisika Ambon intensif memantau gempa bumi susulan menyusul terjadinya gempa 7,3 skala richter (SR) pada Sabtu sekitar pukul 11.43 WIT.
Kepala Stasiun Meteorologi dan Geofisika Ambon, Kustoro, Sabtu (15/11) membenarkan gempa susulan masih terus terjadi sehingga harus dipantau. "Masih terjadi gempa susulan. Namun, kekuatannya relatif berkurang," ujarnya.
Kustoro mengakui gempa 7,3 SR yang berlokasi di 1.95 Lintang Utara dan 126.46 BT dengan kedalaman sekitar 48 KM telah disikapi dengan mengeluarkan status waspada gelombang pasang (tsunami) di Kabupaten Buru, Buru Selatan dan Seram Bagian Barat (SBB), Maluku.
Letak geografis tiga Kabupaten di atas dekat dengan Provinsi Maluku Utara sebagai pusat gempa dengan Sulawesi Utara.
"Status waspada tsunami di berlakukan di Buru dan Buru Selatan pada pukul 12.30 WIT serta SBB pukul 12.36 WIT," kata Kustoro.
Gempa berlokasi di 1.95 Lintang Utara dan 126.46 BT dengan kedalaman sekitar 48Km. Tepatnya di pertengahan pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara dan Sulut.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku untuk meneruskan status waspada tsunami tersebut ke Buru dan SBB," tegas Kustoro. Ia menambahkan intensif memantau perkembangan gempa susulan yang masih terjadi.