Sabtu 15 Nov 2014 18:24 WIB

Hujan, Demonstrasi Tolak Kenaikan BBM Tetap Berlangsung

Rep: C67/ Red: Winda Destiana Putri
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gempar (Geraka Mahasiswa Peduli Rakyat) berunjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM di Curug, Serang, Banten, Kamis (13/11).  (Antara/Asep Fathulrahman)
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gempar (Geraka Mahasiswa Peduli Rakyat) berunjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM di Curug, Serang, Banten, Kamis (13/11). (Antara/Asep Fathulrahman)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Fron Aksi Mahasiswa Jogjakarta (FAM-J) menggelar demonstrasi menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Meski diguyur hujan, para demonstran tetap melanjutkan orasinya di pertigaan kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

El zack, koordinator umum FAM-J mengatakan, kenaikan BBM tidak akan mensejahterakan rakyat. Menurutnya, subsidi BBM selama ini yang dinilai tidak tepat sasaran dijadikan alasan pemerintah untuk menaikkan BBM.

"Itu bentuk penghianatan terhadap cita-cita reformasi itu sendiri yaitu kesejahteraan rakyat," ujar El zack, Sabtu, (15/11) kepada Republika disela aksinya.

Kartu sakti yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo, dinilai El Zack untuk membenduk daya kritis masyarakat atas kenaikan BBM. Ia mengatakan, kenaikan BBM bukan solusi tepat bagi masyarakat menengah ke bawah. Dampak dari rencana kenaikan BBM, kata El zack sudah dirasakan masyarakat yaitu dengan naiknya sejumlah harga kebutuhan pokok.

Selain menolak rencana kenaikan BBM, demonstrasi juga bermaksud menolak lupa terhadap peristiwa Semanggi 1998. Oleh kerana itu, demonstrasi meminta kepada aparat negara agar melindungi rakyat yang akan menyampaikan aspirasinya.

"Minggu-minggu ini aparat melakukan tindakan represif terhadap gerakan yang ada," katanya.

Dalam aksi kali ini, demonstrasi menuntut tujuh hal yaitu menolak rencana kenaikan BBM. Selain itu, demonstrasi juga menolak investor asing dan cabut kontrak yang merugikan Indonesia. Kemudian, mereka meminta agar para mafia migas untuk diadili.

Selanjutnya, demonstrasi juga meminta transparansi rencana kenaikan BBM. Mereka juga meminta agar Indonesia mengelola secara mandiri kekayaan minyak yang dimiliki. Kemudian aparat agar menghentikan sikap represif terhadap gerakan yang menyampaikan aspirasinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement