Ahad 16 Nov 2014 09:24 WIB

Kapal Ini Pernah Miliki Toko Buku

Rep: c 66/ Red: Indah Wulandari
KM Kelud
Foto: pelni
KM Kelud

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kapal KM Kelud pernah memiliki sebuah toko buku. Toko itu terletak di dek nomor 6 kapal buatan Jerman yang digunakan oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) pada 1988.

Pada mulanya, toko ini menjadi fasilitas tambahan dalam kapal. Fungsi toko buku itu, salah satunya untuk menghilangkan kejenuhan penumpang, terutama yang berada dalam perjalanan panjang. 

Namun, keberadaan toko buku tersebut tidak lama. Hanya sekitar empat tahun, toko yang bekerjasama dengan salah satu perusahaan besar swatsa yang bergerak di bidang buku Indonesia itu harus gulung tikar.

"Toko buku ini hanya bertahan sebentar, sayang minat baca orang-orang mulai berkurang jadi tidak bisa diadakan lagi," ujar mualim 1 KM Kelud Tomy Nurad, Jumat (14/11).

Ia menjelaskan awalnya, toko buku itu cukup banyak didatangi oleh penumpang. Selain karena letaknya yang strategis karena berada di luar ruangan dalam dan menghadap laut, namun penumpang yang datang dapat lebih dulu membaca buku yang dijual.

Sejauh ini, PT Pelni belum ada rencana untuk menghidupkan salah satu sarana membaca masyarakat tersebut. Hal itu karena belum ada distributor buku yang hendak kembali bekerjasama.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement