REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Ketua Umum Partai Golkar Priyo Budi Santoso menolak aklamasi dan mengajak berkompetisi secara sehat. Aklamasi tidak bisa terjadi di Munas Golkar karena Priyo juga mendapat dukungan sekitar 380 DPD I dan DPD II Golkar.
Aburizal sebelumnya mengklaim sudah didukung 425 DPD Golkar, namun Priyo ternyata juga mendapat besar. Priyo menegaskan agar DPD-DPD II se-Indonesa dan pemegang suara lainnya dapat menggunakan haknya secara bebas sesuai dengan nuraninya. Jangan sampai hak mereka dirampas. "Biarkan demokrasi yang sehat tetap tumbuh di Golkar. Hendaknya jangan dicemari dengan cara-cara yang kurang baik. Semuanya mari kita uji di munas mendatang" kata Priyo dalam sebuah diskusi d Jakarta, Ahad (16/11).
Priyo memastikan jika pemilihan dilakukan secara sehat, ia akan menghormati dan mendukung siapapun ketua umum yang terpilih. "Kalau pemilihannya fair play siapapun pemenangnya kita dukung," tegasnya.
Sebelumnya isu skenario memenangkan Aburizal Bakrie sebagai ketua umum kedua kalinya melalui aklamasi diungkapkan tujuh calon ketua umum pesaing Ical. Mereka mempersoalkan penunjukan eks Ketua Umum PSSI Nurdin Halid menjadi Ketua Panitia Rapimnas Golkar. Nurdin seolah ditunjuk menjadi ketua tim sukses Ical lantaran rapat penunjukan Nurdin Halid juga sekaligus membahas rencana menggalang dukungan aklamasi untuk kemenangan Ical di Munas. Politikus Golkar Agun Gunanjar Sudarsa membenarkan mendengar informasi itu.
Hingga kini pun upaya aklamasi pemilihan Ical sebagai ketua umum juga terus bergulir.Saat ini di kalangan kader Golkar beredar SMS yang berbunyi: Dimohon dgn hormat agar surat dukungan kepada ARB diperbaiki dengan yang inti surat 'MENDUKUNG DAN MEMILIH'suratdapat diserahkan ke DPD-PG jabar, tks -KETUA DPDPG JBR DR IRIANTO MS.S.