REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Orang tua pekerja bantuan Amerika Serikat Peter Kassig, yang kelompok garis keras Negara Islam (IS) akui telah mereka penggal, Ahad (16/11) mengatakan bahwa mereka sedang menunggu konfirmasi resmi tentang kematian anak mereka.
"Kami menyadari laporan-laporan berita yang beredar tentang anak kami tersayang dan menunggu konfirmasi dari pemerintah untuk keaslian laporan-laporan ini," kata Ed dan Paula Kassig dalam satu pernyataan.
Kelompok IS merilis video itu Ahad mengklaim pembunuhan tersebut, dengan menunjukkan seorang pria bertopeng berdiri di atas kepala terpenggal yang mengatakan itu Kassig. Video yang sama juga menunjukkan pemenggalan simultan setidaknya terhadap 18 orang yang digambarkan sebagai personil militer Suriah.
Orang tua Kassig meminta media untuk tidak fokus pada rekaman mengerikan mengenai pekerjaan dan kehidupan anak mereka. "Keluarga dengan rasa hormat meminta berita-berita media untuk menghindari sampai ke tangan penyandera, dan menahan diri dari penerbitan atau penyiaran foto-foto atau video yang didistribusikan oleh penyandera," tulis Kassig.
"Kami lebih suka anak kami ditulis tentang dan dikenang karena pekerjaan penting dan cintanya yang ia berbagi dengan teman-teman dan keluarga, tidak dengan cara penyandera akan gunakan untuk memanipulasi Amerika dan selanjutnya tujuan mereka."
Kassig, seorang mantan tentara yang juga dilatih sebagai teknisi darurat medis, menghilang dari Suriah pada Oktober 2013. Dia telah melakukan perjalanan ke kawasan itu untuk membantu warga Suriah yang mengungsi akibat kebrutalan perang saudara.