Senin 17 Nov 2014 16:09 WIB

ForBali's Ingatkan Masyarakat Bali Hormati Pemerintah

Demo dukung  revitalisasi Teluk Benoa, Bali
Foto: dok
Demo dukung revitalisasi Teluk Benoa, Bali

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- Podium “Bali Bebas Bicara Apa Saja” tampak terkepung oleh massa pendukung revitalisasi Teluk Benoa. Mereka dengan tertib duduk di depan podium. Spanduk besar bertuliskan “Masyarakat Bali Dukung Revitalisasi Teluk Benoa” dibentangkan di belakang podium, Ahad (16/11).

Sementara itu di bagian kanan podium puluhan penabuh dari Seka Tabuh Pada Liang dan gabungan seniman tradisional Kabupaten Badung turut menyemarakan acara dengan Genjek Dukung Revitalisasi Teluk Benoa. Penampilan dua orang penari putri dalam Genjek Dukung Revitalisasi Teluk Benoa menambah semarak suasana.

Dalam orasi di atas mimbar Gede Wijaya, koordinator ForBALI's (Forum Bali Shanty) menjelaskan, ia sangat menghargai adanya dinamika yang berkembang terkait pro dan kontra reklamasi Teluk Benoa. Namun Wijaya mengajak seluruh masyarakat Bali untuk mencermati mana yang issu dan mana yang fakta.

Wijaya dalam siaran persnya yang diterima ROL, Senin (17/11) menyatakan, apa yang diinformasikan oleh ForBALI’s adalah data dan fakta berdasarkan kajian akademis.  Wijaya juga mengajak karma Bali untuk menghormati Guru Wisesa yakni Pemerintah dalam hal ini Gubernur Bali. Apa yang diprogramkan oleh pemerintah tentu tujuannya untuk menyejahterakan rakyat. Salah satu contohnya kecil dari dampak positif revitalisasi Teluk Benoa yakni mampu menyerap tenaga kerja kurang lebih 250 ribu tenaga kerja baik selama pengerjaan dan selema beroperasinya kawasan tersebut sebagai destinasi pariwisata Bali.

Pada kesempatan tersebut juga hadir I Gusti Ngurah Bagus Muditha, ketua Yayasan Bali Bagus turut menyampaikan orasi. Muditha mengapresiasi adanya antusias masyarakat Bali yang mendukung revitalisasi. Menurutnya sekarang sudah semakin banyak masyarakat Bali yang sadar bahwa revitalisasi teluk benoa memberikan manfaat yang sangat besar, baik manfaat secara lingkungan, ekonomi, sosial, dan budaya.

“Pemerintah tentu tidak ceroboh dalam mengambil keputusan terkait program revitalisasi Teluk Benoa. Hasil kajian tujuh universitas terkemuka di dalam negeri telah menyatakan Teluk Benoa layak direvitalisasi. Sebab jika tidak segera dilakukan revitalisasi justeru akan membawa dampak yang lebih buruk terhadap lingkungan di teluk Benoa. Semakin lama, sedimen lumpur yang berbaur dengan polusi di teluk benoa semakin banyak. Kalau tidak segera direvitalisasi, mangrove yang ada di sana akan punah,” tutut Muditha.

Kepala Biro Humas Provinsi Bali, I Ketut Teneng menjelaskan kepada masyarakat yang hadir, bahwa pihaknya merasa puas dengan antusias masyarakat Bali yang berpartisipasi dalam Podium “Bali Bebas Bicara Apa Saja”.

“Kami juga mengapresiasi kehadiran ForBALI’s sebagai pihak yang mendukung revitalisasi Teluk Benoa. Penyampaian aspirasi dengan nuansa adat serta dengan media kesenian Bali seperti ini sangat mengedepankan etika dan tradisi masyarakat Bali. Dan kehadiran mereka ini spontanitas. Kami juga sangat mengharapkan pihak yang kontra pun memanfaatkan podium ini untuk menyampaikan aspirasinya,” ujar Teneng bangga.

Ni Putu Damayanti (35 tahun), salah seorang pengunjunglapangan Renon menyampaikan kesan positifnya terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh ForBALI’s. “Setelah saya baca brosur yang dibagi, baru saya tahu ternyata revitalisasi Teluk Benoa itu memang harus dilakukan. Selama ini sih emang kita hanya disuguhin issu yang nggak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sekarang saya tidak ragu lagi mendukung revitalisasi Teluk Benoa. Saya dukung yah karena saya paham,” ungkap Putu Damayanti dengan nada tegas.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement