Senin 17 Nov 2014 16:40 WIB

SPBN Kehabisan Solar, Ratusan Nelayan di Indramayu tak Melaut

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seorang nelayan terlelap di kapalnya yang berlabuh di pantai utara daerah Eretan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (26/8).Akibat langka BBM jenis solar di jalur pantai utara,para nelayan tidak melaut.
Seorang nelayan terlelap di kapalnya yang berlabuh di pantai utara daerah Eretan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (26/8).Akibat langka BBM jenis solar di jalur pantai utara,para nelayan tidak melaut.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ratusan nelayan yang ada di sentra nelayan Desa Karangsong, Kecamatan/Kabupaten Indramayu terpaksa tak bisa melaut. Hal itu menyusul habisnya stok solar yang ada di stasiun pengisian bahan bakar nelayan (SPBN) setempat.

 

"Kapal nelayan harus mengantre hingga setengah bulan untuk bisa mendapatkan solar di SPBN,’’ kata Ketua Serikat Nelayan Tradisional (SNT), Kajidin, kepada Republika, Senin (17/11).

 

Kajidin mengatakan, hal itu terutama dialami kapal-kapal berukuran 30 GT keatas. Sedangkan kapal kecil milik nelayan tradisional berukuran dibawah 5 GT, terpaksa membeli solar dari warung eceran dengan harga mahal hampir menyamai BBM non subsidi.

 

Kajidin menyebutkan, kondisi tersebut terjadi sejak ada pengurangan kuota BBM pada Agustus silam. Menurutnya, solar yang tersedia di SPBN tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kapal-kapal milik nelayan sehingga mereka sulit melaut. "Selama mengantre untuk mendapatkan solar, kami mengalami kerugian yang sangat besar,’’ keluh Kajidin.

 

Kajidin menjelaskan, untuk kapal berukuran 30 GT yang biasa melaut selama 40 hari, nelayan bisa melakukan nawur (menjaring ikan) rata-rata 25 kali. Setiap kali nawur, mereka bisa mendapatkan hasil tangkapan senilai kurang lebih Rp 5 juta.

 

"Bisa dihitung berapa kerugian nelayan saat tak melaut setengah bulan karena menunggu pasokan solar,’’ kata Kajidin.

 

Kerugian itu baru dialami satu unit kapal. Sedangkan di Desa Karangsong, terdapat sekitar 500 unit kapal dengan berbagai macam ukuran.

 

Dihubungi terpisah, Pengawas SPBN Karangsong, Sudarto, menjelaskan, pasokan solar untuk SPBN Karangsong semula mencapai 608 ribu kl. Namun sejak adanya kebijakan pengurangan kuota solar subsidi oleh pemerintah, jumlah pasokan solar ke SPBN tersebut saat ini hanya menjadi sekitar 480 ribu kl.  "Itu pun setiap minggunya dijatah,’’ terang Sudarto.

 

Sudarto menyebutkan, dalam seminggu, SPBN Karangsong mendapat jatah pasokan solar sebanyak delapan tangki, dengan jumlah solar setiap tangkinya mencapai 16 kiloliter. Namun menurutnya, jatah solar untuk seminggu itu habis hanya dalam waltu dua hari.

"Pasokan solar datang setiap Selasa dan Rabu, dan langsung habis. Jadi solar di hari Kamis sampai Senin kosong dan nelayan harus mengantri hingga solar datang kembali di hari Selasa dan Rabu,’’ tutur Sudarto.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement