REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Cuaca buruk yang melanda perairan selatan Kabupaten Sukabumi menyebabkan sebagian nelayan kembali tidak melaut. Pasalnya, para nelayan khawatir dengan datangnya gelombang tinggi di tengah laut.
"Cuaca buruk mulai menyebabkan sebagian nelayan kembali tak melaut,’’ ujar Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sukabumi, Abdul Kodir kepada Republika, Senin (17/11). Informasi ini diperoleh langsung dari para nelayan yang ada di selatan Sukabumi.
Nelayan yang tidak melaut terang Kodir, mayoritas adalah para nelayan tradisional yang menggunakan kapal kecil. Saat ini armada kapal ikan para nelayan kebanyakan bersandar di dermaga. Sementara nelayan yang menggunakan kapal besar masih bisa melaut dan tidak terpengaruh dengan cuaca buruk.
Para nelayan ungkap Kodir tidak melaut untuk menghindari hal-hal yang membahayakan keselamatan mereka seperti kapal tenggelam. Diperkirakan, para nelayan yang tidak melaut mencapai sekitar 50 persen lebih.
Jumlah nelayan di Sukabumi diperkirakan mencapai sekitar 12 ribu orang. Mereka tersebar di enam titik pendaratan ikan Sukabumi yakni Cisolok, Cibangban, Ujunggenteng, Palabuhanratu, Ciwaru, dan Minajaya. Selama ini jenis ikan yang menjadi andalan nelayan selatan Sukabumi adalah tuna, cakalang, dan layur.
Sejatinya ungkap Kodir, hasil tangkapan ikan para nelayan akhir-akhir ini sudah mengalami peningkatan dibandingkan beberapa bulan sebelumnya. Namun, faktor cuaca buruk dengan disertai tingginya intensitas hujan menjadi hambatan tersendiri bagi nelayan.
Ke depan lanjut Kodir, pemkab berharap agar cuaca buruk di perairan selatan Sukabumi bisa segera berlalu. Sehingga para nelayan bisa kembali melaut seperi semula.