REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU-- Partai Persatuan Pembangunan versi Suryadharma Ali (SDA) untuk Provinsi Bengkulu yang dipimpin oleh Diah Nurwiyanti meminta kepada dewan pimpinan wilayah setempat agar tidak melakukan intervensi terhadap kader terpilih yang menjadi legislatif.
"Kami tahu, kalau ada pemanggilan anggota dewan dari DPW PPP. Namun kami berharap hendaknya jangan memperkeruh suasana, apalagi sampai mengintervensi para wakil rakyat (dari PPP)," kata Wakil Ketua DPW PPP Provinsi Bengkulu versi SDA Ahmad Yani Pahlevi, di Bengkulu, Selasa.
Tindakan penegasan dan intervensi tersebut, kata dia dapat menambah kekisruhan dan memecah belah di tubuh partai politik tersebut. Ahmad menegaskan, pihaknya tidak akan melakukan tindakan serupa, seperti yang dilakukan kubu Ihsan Nahromi pada Senin 17/11.
"Jika sesuai keputusan PTUN kita yang diakui, maka kita tidak akan melakukan hal serupa, yakni melakukan PAW terhadap legislatif terpilih hanya karena mereka tidak berpihak atau tidak menentukan sikap atas kisruh ini," katanya.
Sebelumnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Bengkulu di bawah pimpinan pusat Romahurmuziy, mengancam akan melakukan pergantian antar waktu terhadap anggota legislatif dari partai tersebut yang ikut kubu Suryadharma Ali.
"Sesuai keputusan Kemenkumham RI yang diakui sampai hari ini adalah PPP di bawah kepemimpinan bapak Romahurmuziy ketua umumnya, begitu juga di Bengkulu, jika ada anggota legislatif yang ikut kubu SDA, sementara kubu tersebut tidak sah secara legalitas, maka anggota DPRD itu akan kami PAW," kata PPP Provinsi Bengkulu kubu versi Romahurmuzziy yang dipimpin oleh wasekjen DPP wilayah Sumetera bagian selatan Ihsan Nahromi.
Bahkan dia juga mengancam anggota legislatif dari PPP di provinsi, kabupaten dan kota itu yang tidak memiliki sikap yang jelas. "Tidak ada kata netral, cuma ada dua pilihan, ikut PPP atau ikut kubu SDA, kalau mengaku netral dan tidak memiliki sikap maka kami akan melakukan PAW juga terhadap anggota legislatif tersebut," ujarnya.