Selasa 18 Nov 2014 17:09 WIB
Kenaikan BBM

Jokowi Terpaksa Naikkan BBM karena Tanggung Beban SBY

Rep: c 13/ Red: Indah Wulandari
Pengumuman Jumlah Kabinet. Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla menggelar konferensi pers di Rumah Transisi, Jakarta, Senin (15/9). Dalam konferensi pers ini Jokowi-JK mengumumkan komposisi kuantitatif dari kabinetnya tetap 34 p
Foto: Republika/Wihdan
Pengumuman Jumlah Kabinet. Presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla menggelar konferensi pers di Rumah Transisi, Jakarta, Senin (15/9). Dalam konferensi pers ini Jokowi-JK mengumumkan komposisi kuantitatif dari kabinetnya tetap 34 p

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintahan Jokowi-JK ini disinyalir akibat menanggung beban dari pemerintahan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Saat pemerintahan SBY, pemerintah tidak memiliki keberanian untuk menaikkan harga BBM yang sesuai. Padahal, menurutnya, hal ini perlu dilakukan demi menyelamatkan negara dari subsidi BBM. Ini dilakukan demi menyelamatkan negara dari kungkungan subsidi BBM," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani, Selasa (18/11).

Franky menjelaskan, saat masa SBY, pemerintah tidak memiliki langkah serius dalam menghadapi persoalan subsidi BBM. Karena ketidakberanian pemerintahan SBY, Jokowi pun terpaksa melakukan langkah kenaikan BBM ini. 

Hal serupa juga dikatakan oleh sosiolog UGM Arie Sudjito. Menurutnya, Jokowi memang dalam keadaan terpaksa melakukan penaikan harga BBM. "Mau tidak mau, Jokowi harus melakukannya dan menanggung bebannya," kata dosen FISIP UGM Yogyakarta ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement