Selasa 18 Nov 2014 16:32 WIB
Kenaikan BBM

BBM Naik, Ribuan Mahasiswa Ancam Bakar Istana Negara

Rep: C07/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) berunjuk rasa menolak rencana kenaikan BBM di halaman gedung DPRD Sumut, Medan, Rabu (5/11). (Antara/Irsan Mulyadi)
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) berunjuk rasa menolak rencana kenaikan BBM di halaman gedung DPRD Sumut, Medan, Rabu (5/11). (Antara/Irsan Mulyadi)

REPUBLIKA.CO.ID, GAMBIR - Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Hizbut Tahrir, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Persatuan Mahasiswa Merah Putih (PMMP) lakukan aksi unjuk rasa penolakan Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Istana Negara, Jalan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (18/11).

Dalam aksinya  tersebut, para pendemo dari KAMMI melakukan aksi pembakaran bendera partai pendukung Jokowi-JK yang tergabunf dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH).  "Kami bakar partai-partai pendukung Jokowi, besok-besok kita bakar istana negara," ujar salah satu orator dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) di depan Istana Negara, Jalan Merdeka Utara, Gambir, Jakpus, Selasa (18/11).

Menurut orator, pemberian tiga Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)  tidak ada gunanya bila dibarengi oleh kenaikan harga bbm. "Cara seperti ini hanya menyengsarakan rakyat, Jokowi-JK neo-libarel," ucapnya.

Masih dalam orasinya, para pengunjuk rasa juga meminta Jokowi-JK segera turun bila masih tetap bersikeras menaikkan harga bbm. Para pengunjuk rasa juga mendesak Jokowi-JK harus segera menurunkan tiga menteri di kabinetnya yang menurut para pengunjuk rasa merupakan mafia migas.

Adapun ketiga menteri yang merek sebut adalah Sudirman Said yang saat ini menjabat Menteri ESDM, kemudian Rini Sumarjo Menteri BUMN dan Sofyan Djalil yang menjabat sebagai Menko Perekonomian.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement