REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Agus Rianto mengatakan, pemeriksaan organ-organ reproduksi, khususnya pada perempuan menjadi salah satu bagian dalam tes kesehatan untuk masuk Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Tes tersebut dilakukan oleh para dokter ahli dengan didamping perawat dan semuanya berjenis kelamin perempuan.
"Itu untuk melihat, pertama kondisi selaput dara utuh atau sobek. Kemudian juga apakah pada organ tersebut ada penyakit atau apa. Tapi bukan tes keperawanan yang khusus tes keperawanan," kata Agus kepada Republika, Selasa (18/11).
Agus mengatakan, jika dalam hasil ditemukan bahwa kondisi organ tidak dalam kondisi utuh atau seperti awal, peserta tes tidak akan serta merta dinyatakan gagal.
"Seandainya pada saat tes semua lulus, kalau misalnya selaput daranya robek karena dia tidak virgin lagi, kan nilai tesnya lebih rendah dari yang virgin. Pada saat organ itu tidak dalam kondisi yang utuh dari kondisi awal kemungkinan nilainya berkurang dibanding yang utuh," jelasnya.