REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK—Pemerintah Amerika Serikat telah mempersiapkan 10 daftar prioritas kerja sama dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
“Ada 10 hal utama yang menjadi prioritas yang kami kategorikan sebagai top 10 list ke depan untuk memperkuat kerja sama yang akan dikembangkan dengan Indonesia,” jelas Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Orris Blake dalam Kuliah Umum The Future of Our Bilateral Relationship yang diadakan oleh Universitas Indonesia dan Kedutaan Besar AS, Rabu (19/11).
Blake menyebutkan, beberapa hal utama seperti penerapan bersama nilai-nilai demokrasi, ekonomi, good governance, hak azasi manusia, perubahan iklim, keamanan, edukasi, hingga pengembangan media sosial. Indonesia, ujarnya, termasuk dalam daftar 15 negara yang mendapat perhatian utama dari AS.
“Sehingga daftar prioritas tadi juga diterapkan bagi negara-negara lainnya, terutama di Asia Tenggara agar ada kerja sama yang saling mendukung,” tegas Blake.
Khusus di Indonesia, AS sangat memperhatikan sektor pemberdayaan ekonomi perempuan serta media. Serta memperkuat keamanan terutama dalam upaya kontraterorisme dengan mengadakan dialog antara Imam Masjid Besar di New York Imam Shamsi Ali dan Rabi Yahudi Marc Schneier di Jakarta beberapa waktu lalu.
Di bidang energi, AS telah meluncurkan dana sekitar 33 miliar dolar AS untuk meningkatkan pembaharuan sumber energi melalui sistem geothermal dengan menggaet sejumlah perusahaan di Indonesia.
“Kebijakan teknologi dan keamanan energi ini amat penting karena mendukung seluruh roda perekonomian masyarakat,” papar Blake.
Akademisi dari Direktur Pusat Kajian Wilayah Amerika UI Suzie Sudarman mengakui, daftar kerja sama yang disusun AS bersifat komprehensif dan saling terikat dengan perkembangan di antara negara-negara Asia Tenggara maupun di Asia.
“Prioritas utamanya di bidang keamanan, terutama di kawasan Asia Tenggara. Saya nilai partnership lainnya di bidang edukasi,perubahan iklim, dan lain-lainnya berpotensi besar bagi kedua negara untuk bisa diperkuat di masa mendatang,” nilai Suzie.