REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pasca kenaikan BBM, beberapa waktu lalu, Polres Bandung tetap menerapkan siaga satu untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Petugas juga menyiapkan sejumlah kendaraan untuk mengantisipasi adanya penumpang karena angkutan umum (angkum) mogok jalan.
Kapolres Bandung, AKBP Jamaludin, menuturkan, sejak pengumuman kenaikan BBM, pihaknya menurunkan anggota untuk disiagakan di SPBU. Untuk pengamanan, tiap SPBU dijaga 5 orang petugas baik dari Polres Bandung maupun Polsek-Polsek jajaran Polres Bandung. "Alhamdullilah sampai saat ini masih lancar," katanya kepada Republika, di mapolres Bandung, Rabu, (19/11).
Menurut Jamaludin, pihaknya juga terus melakukan patroli untuk mengantisipasi ada penimbunan BBM. Bahkan tiap malam petugas melakukan operasi dijalanan karena dikhawatirkan ada penyelundupan BBM.
"Kita lakukan operasi, takutnya ada yang menimbun maupun menyelundupkan BBM ke daerah lain," katanya.
Dikatakan jamaludin, status siaga satu sendiri, saat ini belum dicabut. Pihaknya juga tidak bisa memastikan sampai kapan siaga satu diterapkan. "Kita lihat situasi saja," ujarnya singkat.
Sementara itu untuk mengantisipasi adanya penumpang yang terlantar karena angkutan umum mogok jalan, Polres Bandung menyiapkan sejumlah kendaraan. Petugas pun terus berkoordinasi dengan para supir agar mereka tetap bisa menarik penumpang.
"Kita menyiapkan 1 bus dan 1 truk untuk mengantisipasi penumpang yang terlantar karena angkutam umum mogok. Kita juga dibantu kendaraan dari masyarakat," ujarnya.
Menurut Jamaludin, pihaknya tidak melarang para supir angkum mogok jalan, asalkan tidak menelantarkan penumpang. "Jadi kita atur. Pagi-pagi mereka narik penumpang dulu, baru siangnnya boleh mogok atau demo. Sore hari mereka jalan lagi untuk menarik penumpang agar tidak ada yang terlantar," ujarnya.
Diakui jamaludin, hari ini memang ada sejumlah sopir yang mogok yaitu didaerah Majalaya dan Cileunyi. Namun aksi ini hanya beberapa jam dan mereka kembali menarik penumpang. "Sekarang sudah normal lagi," katanya.