REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wartawan televisi Australia, SBS, Patrick Abboud mengungkapkan adanya ritual seks di Gunung Kemukus, Jawa Tengah. Hasil rekaman jurnalistiknya itu juga diunggah dalam jejaring sosial media YouTube dengan judul 'Sex Mountain' atau Gunung Seks untuk merujuk pada Gunung Kemukus.
Di sela-sela rekaman video, Abboud juga mewawancarai Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada (UGM), Prof Koentjoro Soeparno hingga akhir rekaman. Koentjoro mengatakan fenomena yang terjadi di Gunung Kemukus memang menjadi sebuah paradoks.
Di satu sisi, ada masjid yang berdiri di sana namun tempat-tempat untuk melakukan hubungan seks perselingkuhan juga banyak berdiri. Apalagi doa-doa dalam ziarah di sana juga dengan Agama Islam. Hal ini menurutnya sebagai ciri masyarakat hipokrit.
Menurutnya pelacuran di Gunung Kemukus harus dihilangkan. Kalau memang proses ritual ziarah tidak bisa dihilanhkan, akan tetapi jangan sampai adanya pelacuran yang dilegalkan terjadi di sana. Namun yang terjadi malah justru pemerintah memfasilitasi berkembangnya prostitusi di Gunung Kemukus. Hal ini terlihat dari adanya tiket masuk ke Gunung Kemukus sebesar Rp 5 ribu tiap orang.
"Kepentingannya sudah meraup keuntungan, jadi akhirnya begitu. Atau mungkin juga pemerintah melarang tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Saya kira (ormas) ekstrimis pun tidak akan bisa. Karena begitu masuk akan dimusuhi di situ," paparnya.
Untuk melihat video tersebut, silahkan klik di sini.