REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Hampir dua miliar manusia menggunakan air yang terkontaminasi feses.
Satu dari tujuh orang, kebanyakan miskin dan hidup di desa, masih membuang hajatnya di tempat terbuka. Perilaku tersebut menyebabkan air tercemar dan memicu penyakit diare, kolera, disentri dan tipus.
"Jika masyarakat tidak memperbaiki sanitasi, dampaknya akan luar biasa dan kesehatan akan jadi isu utama. Perlu upaya luar biasa bagi masyarakat yang belum memiliki akses ke air bersih dan sanitasi," ujar Bruce Gordon dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dilansir Reuters, Rabu (19/11).
Menurut WHO, pasokan air bersih dan sanitasi yang tidak memadai menyebabkan kerugian ekonomi 260 miliar dolar AS. Dalam laporan Hari Toilet Dunia WHO dan UN Water disebutkan 1,8 miliar orang di seluruh dunia terekspos air tercemar.
Buang air besar di tempat terbuka ternyata bukan hanya persoalan kekurangan uang. Sebagian besar masyarakat di Asia Selatan dan sub Sahara Afrika masih melakukannya.
Pendiri Organisasi Toilet Dunia Jack Sim mengatakan, perilaku tidak sehat itu merupakan norma sosial dan lumrah dilakukan.