Kamis 20 Nov 2014 15:16 WIB
Bentrokan TNI-Polri

Saran Komisi III Atasi Bentrok TNI-Polri

Rep: C73/ Red: Winda Destiana Putri
(dari kiri) Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya, Ketua Tim Investigasi Gabungan TNI-Polri Mayjen Maliki Mift, Wakil Ketua Tim Investigasi Gabungan TNI-Polri Brigadir Jenderal Pol Drs Fahrizal, dan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Ronny F Sompie melakukan salam k
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
(dari kiri) Kapuspen TNI Mayjen Fuad Basya, Ketua Tim Investigasi Gabungan TNI-Polri Mayjen Maliki Mift, Wakil Ketua Tim Investigasi Gabungan TNI-Polri Brigadir Jenderal Pol Drs Fahrizal, dan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Ronny F Sompie melakukan salam k

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR, Nasir Jamil, mengatakan aksi bentrok antara TNI dan Polri di Batam, Kepulauan Riau, bisa disebabkan karena faktor ekonomi dan kesejahteraan.

"Jangan-jangan selama ini yang menyebabkan mereka sering bentrok karena faktor ekonomi, berebut lahan atau berebut ini itu," kata politisi PKS ini, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (20/11).

Ia mengatakan, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menangani konflik antara dua aparat negara tersebut.

Menurutnya, Menko Polhukam perlu mempertimbangkan agar markas keduanya direlokasi. Ia mengatakan, markas TNI dan Brimob harus jauh dari pemukiman dan tidak boleh berdekatan. Ia menilai, markas yang berdekatan itu rawan terjadi bentrok ketika ada perselisihan faham.

Pada prakteknya, katanya, di beberapa negara tetangga seperti Filipina, markas tentara dan brimob tidak berada di lokasi pemukiman lagi. Di Aceh juga menurutnya, markas TNI dan Polri jauh dari pusat pemerintahan dan pemukiman. 

"Jika lihat kasus di Batam, lokasi markas keduanya berdekatan. Sekitar 3 km dan mereka di jalan yang sama.  Relokasi markas TNI dan Polri jadi perhatian menko polhukam," ujar dia.

Selanjutnya, ia mengatakan harus ada pembinaan yang intensif atau reguler. Kemudian, segera dikeluarkan rencana aksi yang rutin antara TNI dan Polri. Hal itu misalnya, kegiatan bersama yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Karena selama ini, menurutnya, kegiatan antara TNI dan Polri terkesan lebih pada seremonial.

Ia mengatakan, harus ada semacam rencana aksi yang berkelanjutan antara TNI dan Polri. Sehingga, suasana keakraban akan terwujud antara keduanya. Sebab, menurutnya, ketegangan antara keduanya dapat mengakibatkan masyarakat semakin pesimis terhadap aparat.

"Bagaimana mereka melindungi kami, sementara mereka bentrok. Mereka kan aparat negara melindungi negara," lanjutnya.

Rencananya, menurutnya, komisi III akan berkunjung ke Batam pada Sabtu (22/11) mendatang. Ia menyebutkan, ketua komisi III Aziz Syamsudin dan sekitar tujuh orang rombongan akan meninjau lokasi bentrok tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement