Kamis 20 Nov 2014 15:54 WIB

Lembaga Mikro Syariah Lebih Tahan Kenaikan BBM

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
BPRS
Foto: Yurri Erfansyah/Republika
BPRS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Karena bersentuhan langsung dengan sektor riil, lembaga keuangan mikro syariah lebih tahan terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Prinsip membantu dan kehati-hatian menjadi pegangan menekan potensi kredit bermasalah (NPF).

Ketua Umum Perhimpunan BMT Indonesia Joelarso dampak kenaikan harga BBM pasti ada meski tidak langsung menyentuh sektor riil. Kredit macet belum tentu terjadi tapi ia melihat lebih pada kelancaran transaksi. NPF saat ini juga relatif terjaga di kisaran tiga persen.

Ekspansi pembiayaan dan simpanan masih akan terus dilakukan jika BMT ingin bertahan. Selama ini, jaringan BMT membantu dalam mensiasati likuiditas terutama dengan adanya BMT ventura.

''Polanya dengan menyalurkan likuiditas berlebih dari satu BMT ke BMT lain yang butuh pembiayaan,'' kata Joelarso kepada ROL, Kamis (20/11). Hingga saat ini, pembiayaan dari BMT ke BMT mencapai Rp 200 miliar. Sementara BMT ke aggota mencapai Rp 7 triliun.

Sekretaris Perusahaan BPRS Harta Insan Karimah (HIK) Abdul Muid Badrun mengungkapkan dampak kenaikan harga BBM memang belum terlihat dan baru akan terlihat jangka menengah dan panjang ke depan.

Tapi kenaikan harga BBM Rp 2.000 per liter di bawah ekspektasi Rp 3.000 per liter.Karena fokus BPRS pada sektor riil, sehingga dampaknya tidak signifikan seperti ekspektasi sebelumnya. Sektor riil, kata Abdul, juga nyata terbukti kebal terhadap krisis seperti krisis 1997 dan 2008.

NPF BPRS HIK juga masih terjaga di kisaran 3,1-3,2 persen. Nilai ini juga lebih kecil dari NPF bank syariah besar. Selain simpanan deposito dijamin LPS, bagi hasilnya juga menarik. Equivalent rate bagi hasil deposito HIK per Oktober 2014 12,24 persen untuk jangka waktu 12 bulan dengan nisbah bagi hasil mudhorib 60 persen dan bank 40 persen.

Agunan juga diberlakukan sehingga jika terjadi masalah ada jaminan agunan dengan tetap menerapkan kehati-hatian. ''Karena harga BBM baru naik, BPRS akan menyampaikan pada nasabah untuk sama-sama menghadapi ini. Sehingga potensi hambatan kolektifitas bisa ditekan,'' kata Abdul.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement