REPUBLIKA.CO.ID, TASMANIA -- Buku resep dari era kolonialisme yang menampilkan resep seperti Dadar Otak Kanguru yang digoreng dalam minyak emu dan wombat panggang, diterbitkan kembali. Buku resep ini pertamakali ditulis seorang petani di Tasmania pada 150 tahun silam.
Menjelang natal biasanya warga Australia banyak mencari buku resep makanan untuk digunakan maupun dijadikan kado Natal. Salah satu penerbit di Australia memanfaatkan momen ini dengan menerbitkan buku resep yang ditulis lebih dari 150 tahun lalu oleh warga Tasmania bernama Edward Abbot.
Buku berjudul "Edward Abbott's 1864 tome The English And Australian Cookery Book - Cookery For The Many, As Well As For The Upper Ten Thousand" itu menurut penerbitnya, Bernard Lloyd, merupakan buku menu makanan yang memuat resep masakan yang boleh dibilang sebagai menu makanan pertama di Benua Australia dan memiliki rasa khas Australia.
"Ada banyak perpaduan antara jenis masakan warga Aborigin dari Australia dan resep lama daging sapi tradisional Inggris," katanya baru-baru ini.
Llyod menurutkan Edward Abbott, penulis buku resep tersebut merupakan pria yang lahir di Sydney. Ayahnya adalah seorang hakim, Abbott pindah ke Tasmania di masa remajanya. "Dia sendiri kemudian menjadi pemilik tanah, sebuah peternakan, hakim, ahli jantung dan pemilik surat kabar serta anggota parlemen."
Pada hari-hari terakhir menjelang wafat, Ia memutuskan menulis buku resep masakan pertama di Australia.
"Buku ini terdiri dari 300 halaman, dan memuat lebih dari 1.000 resep," papar Lloyd.
"Dia punya resep masakan sederhana, makanan untuk pikinik, menu untuk sarapan, makan siang dan makan malam, perjamuan. semua menu dia punya,"
Tentu saja ada banyak menu hidangan disetiap halaman di buku itu yang akan membuat koki rumahan sibuk bereksperimen di dapur, termasuk menu hidangan yang terbuat dari hewan yang menjadi simbol negara Australia.
"Dia punya resep terkenal yang bagi sebagian orang menjijikan tetapi ingin saya coba - seperti menu Slippery Bob, yang merupakan dadar otak kangguru yang digoreng dengan lemak emu," kata Lloyd.
Menu tersebut kemungkinan dihidangkan dengan minuman mahal yang dikenal dengan sebutan Blow My Skull, yang merupakan ramuan beralkohol terkenal ampuh yang juga ditampilkan dalam buku resep.
Buku ini juga berisi saran tentang cara terbaik untuk memanggang wombat atau emu.
Resep dalam buku ini bukan tergolong makanan yang sederhana, namun bagi pencinta kuliner yang mencari sensasi menu makanan baru, bisa jadi resep dalam buku ini cukup menggoda untuk dicoba.
"Misalnya menu Daging Kangguru kukus yang terdiri dari daging kangguru dan daging babi yang dikukus dan kemudian disimpang didalam toples, menurut saya itu makanan yang sangat enak," katanya.
"Dia juga menggambarkan cara memasak wombat; saya tidak pernah memakan daging wombat sebelumnya, namun tampaknya hewan itu sudah biasa dikonsumsi sejak dulu dan Edward Abbott juga memiliki resep memasak burung mutton."
"Edward Abbott menulis resep yang sangat hebat mengenai bagaimana memasak kura-kura yang dimulai dengan gambaran seperti "biarkan kura-kura dalam posisi terbalik selama dua hari agar hewan itu mati, kemudian potong sirip dan kepalanya,"dan seterusnya. "Sepertinya Edward Abbott adalah orang yang tidak menolak memakan apa saja,' katanya.
Lloyd berharap buku resep milik Edward Abbott yang diterbitkannya bisa memberi inspirasi pada makanan kontemporer sehingga dapat melahirkan menu hidangan yang belum pernah ditemukan ditempat lain dimana pun di dunia. "Saya sangat berharap warga Australia bisa mengenali menu makanan khas dari wilayahnya, dan menggali serta menghidangkan makanan yang tidak bisa ditemukan ditempat lain didunia," katanya.
"Kami melihat hal itu sudah diawali oleh Edward Abbott. Dia berpikir bahwa masakan pada zamannya bisa diperbaiki, dan dia selalu mendapati menu yang terbuat dari daging domba dan daging kambing dan dia pikir kita bisa lebih baik dari ini."
"Dia mungkin orang pertama yang benar-benar memuji bahan-bahan makanan asli Australia. Dia punya bab tentang bir Australia, bir zaman kolonial, pada masa dimana tanaman anggur mulai ditanam disini, dan dia sangat memuji itu.
"Jadi dia merupakan orang pertama yang berpikir, ayo Australia, Anda dapat melakukannya."
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement