REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Anggota parlemen Turki menyetujui mengirimkan pasukan dalam misi pasukan Uni Eropa di Afrika Tengah selama setahun dengan Ceko dan Mali. Hal itu sejalan dengan upaya Turki untuk terus meningkatkan kehadirannya di wilayah tersebut.
Gerakan itu dengan mudah mendapat dukungan dari partai yang berkuasa dan oposisi utama. Meski pun Partai Rakyat Demokratik pro-Kurdi (HDP) menentangnya.
Kantor berita swasta Dogan melansir, parlemen memberi tentara mandat satu tahun untuk penyebaran.
Membela gerakan di parlemen, Wakil Perdana Menteri Bulent Arinc mengatakan persetujuan itu memerlukan partisipasi Turki di Keamanan Umum dan Kebijakan Pertahanan Eropa.
Uni Eropa memiliki misi pelatihan militer di Mali (EUTM) dan misi perdamaian di Republik Afrika Tengah (EUFOR).
Turki berusaha untuk meningkatkan kehadiran ekonomi dan politik di Afrika. Pengambilan keputusan itu datang saat Presiden Recep Tayyip Erdogan ke Guinea Ekuatorial untuk mengambil bagian dalam pertemuan puncak kemitraan Turki-Afrika.
Turki adalah anggota NATO penting dengan tujuan strategis bergabung dengan Uni Eropa di masa depan.