Jumat 21 Nov 2014 05:51 WIB

Kenaikan Tarif Angkutan Umum Tunggu Keputusan Gubernur

 Menteri Perhubungan Ignatius Jonan (dua dari kiri) memberikan keterangan pers terkait penyesuaian tarif angkutan umum di Gedung Kemenhub, Jakarta Pusat, Selasa (18/11).  (Antara/Dolly Rosana)
Menteri Perhubungan Ignatius Jonan (dua dari kiri) memberikan keterangan pers terkait penyesuaian tarif angkutan umum di Gedung Kemenhub, Jakarta Pusat, Selasa (18/11). (Antara/Dolly Rosana)

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menunggu keputusan gubernur mengenai penyesuaian tarif angkutan umum pascakenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

"Untuk menentukan tarif baru bukan kewenangan kami di kabupaten, namun kewenangan gubernur, karena (tarif) memakai keputusan gubernur," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul Suwito, Kamis.

Oleh sebab itu, pihaknya masih menunggu keputusan Gubernur DIY terkait tarif. Dan nantinya untuk menentukan tarif angkutan yang baru, pemerintah akan mengundang perwakilan dari Organisasi Angkutan Darat (Organda), wadah para pengusaha angkutan umum.

"Kami nanti biasanya juga diundang, dan di sana (dalam penentuan tarif) hasilnya nanti mesti ada selisih antara tarif baru dengan yang dulu, kalau saya dengar dari Organda kita (kenaikan harga BBM) sekitar 30 persen," katanya.

Meski demikian, kata dia nantinya ada kesepakatan bersama untuk menentukan tarif baru yang bisa diterima berbagai pihak. 

"Di Bantul kalau tidak salah ada empat perusahaan angkutan umum, namun saya tidak hafal nama-namanya, serta jumlah armadanya, tetapi nanti mereka (perwakilan Organda) juga diundang," kata Suwito.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement