REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 2,000/liter untuk premium dan solar, ternyata juga berimbas pada bisnis properti baik properti sektor perumahan maupun apartemen. Hal itu, dibenarkan seorang pengembang perumahan PT. Bangun Karya Digdaya di Balaikota Depok, Jumat (21/11).
''Dampak dari kenaikan harga BBM ini juga berimbas naiknya harga rumah mencapai 10-15 persen. Rentetannya panjang, mulai dari bahan bangunan, transportasi yang mengalami kenaikan,'' ujar Nasihun Syahroni, Direktur Utama (Dirut) pengembang perumahan PT. Bangun Karya Digdaya.
Menurut Nasihun, kenaikan harga, mulai dari harga bahan bangunan sampai transportasi yang mengalami kenaikan harga yang sekitar 10 persen. Disadari, saat ini daya beli masyarakat masih rendah. Meski begitu, ia bisa memahami langkah kenaikan BBM yang diambil pemerintah.
''Sebagai pelaku usaha, kita bisa memahami langkah yang diambil pemerintah. Karena, akan ada pemerataan ekonomi. Meski begitu, harapannya di semester pertama agar ekonomi bisa tenang dan optimis daya beli masyarakat akan naik,'' harap Nasihun yang mengungkapkan bagi pengembang akan mensiasatinya dengan diskon.
Pengaruh kenaikan BBM juga dirasakan Direktur PT. Rolas Sapta Mandiri Abdul Khaer. Hanya saja, ia enggan menaikkan harga rumah terlebih dahulu. Dirinya memilih memainkan diskon dan bonus. Terlebih lagi, terdapat proyek perumahan yang yang baru dibuka pada tahun 2013.
''Kalau secara umum wajar ada dampaknya dan berpengaruh pada kenaikan harga rumah. Untuk beberapa developer tidak langsung menaikkan. Tapi, untuk developer besar melakukan program pengurangan diskon. Misalnya untuk pembelian rumah biasanya dapat diskon Rp 20 juta, kini jadi Rp 15 juta,'' papar Abdul.
Dinilai Abdul, proyek perumahan adalah tahunan atau proyeksi tiga tahun mendatang. Artinya, harga sudah dihitung tiga tahun ke depan dan kenaikan kurs dolar. Baginya, kenaikan BBM Rp 2.000 tidak terlalu signifikan.